Prasasti Baturaja Bukti Peradaban Tinggi Masa Lalu
DUPLIKAT : Prosesi penyerahan duplikat prasasti Baturaja dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel ke Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Prasasti asli disimpan di Museum Sriwijaya. FOTO : BERRY/SUMEKS--
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID- Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menerima duplikat Prasasti Baturaja dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel.
Sekretaris Disbudpar Sumsel, Dr Hj Mega Nugraha SH MSi menyampaikan prasasti ini aslinya disimpan di Museum Sriwijaya. "Duplikat yang diserahkan," ujarnya.
BACA JUGA:Tahura Baturaja Ditanami Bibit Buah untuk Program Agro Wisata Berkelanjutan
BACA JUGA:Rekomendasi Lokasi Mancing di Baturaja untuk Hilangkan Suntuk
Dikatakan, Prasati Baturaja ini ditemukan September 2018 dan telah diidentifikasi oleh arkeolog.
Sebelumnya Prasasti Baturaja sudah dua kali berpindah tangan, kemudian dibeli oleh Amirul pada tahun 2005. Amirul membeli Prasasti Baturaja dari seorang kolektor yang bernama Mahmudin (Alm).
Prasasti ini tidak utuh. Bagian yang ditemukan memiliki tinggi 24 sentimeter (cm) lebar bagian atas 26 cm, diameter bagian atas 19 cm, sedangkan diameter bagian bawah terbagi dua masing-masing 14 cm dan 9,5 cm.
Lingkatan prasasti 67 cm. Terdapat 6 baris aksara yang dituliskan dengan aksara Palawa akhir dan Bahasa Melayu Kuno.
Berdasarkan kondisi bentuknya, kata Mega, prasasti ini dipastikan merupakan fragmen atau patahan, terbaca dibuat tahun 606 Saka atau 684 Masehi.
Berikut 6 baris aksara yang dituliskan dengan aksara Pallawa Akhir dan Berbahasa Melayu Kuno. Pertama, ra ulam_dre mianga be ka tu rantuh (orang..mianga yang runtuh/jatuh). Kedua, Ce lawan drohaka........ma (ja) ja ri drohaka niujari drohaka (melawan pengkhianat ....berbicara dengan pengkhianat mendengarkan yang dikatakan oleh pengkhianat).
Ketiga, ya bhakti tatwaarjjawa hya (m) ku danda di yam nigalarku sanyasa da (tua) (jika orang berbakti dan setia kepadaku, dia akan kuangkat menduduki sebuah jabatan di kedatuan).
Keempat, malam parwwanda datu Sriwijayah talu muah yam (m) (saat itu juga di bawah pimpinan Datu Sriwijaya. Orang akan dihukum).
Kelima, Harta. Makalani (+) + uram makasaki (+) (harta membuat orang lupa diri/hilang keberaniannya, membuat orang sakit. Keenam, karanana (karenanya).
Penjabat Bupati, OKU M Iqbal Alisyahbana menyampaikan Prasasti Baturaja ini sebelumnya dibeli Disbudpar Provinsi Sumsel dari kolektor.