https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Wamentan Sudaryono Ingatkan Jangan Ada Tebusan ke Petani, Sumsel Terbesar Program Opla dan Cetak Sawah

SAWAH RAWA: Wamentan RI Sudaryono meninjau lahan rawa di Kabupaten OI, yang akan dicetak sawah tahun 2025 nanti. -FOTO: IST-

"Kita berharap dengan jumlah panen padi yang cukup, maka sisa lahannya dapat dimanfaatkan untuk produksi tanaman pangan yang lain. Karena keinginan kita, bagimana dapat menurunkan impor pangan dengan menigkatkan produksi pangan di dalam negeri," jelas Mas Dar.

Dia menegaskan, program optimalisai lahan rawa ini sepenuhnya akan menggunakan APBN. Dipastikan ketersediaan anggarannya cukup, baik melalui dana recofusing ataupun pemangkasan perjalanan dinas dan lain sebagainya.

"Saya tegaskan juga, semua program ini gratis dari pemerintah untuk petani. Jadi jangan ada lagi oknum yang memanfaatkan situasi atau kondisi. Semisal ada bantuan alat atau apapun, kemudian diberikan ke petani tetapi minta tebusan," tegas Mas Dar mengingatkan.

Hanya saja kondisi anomali Sumsel, swasembadan hasil produksi padi tetapi beras menjadi penyebab inflasi. Ketika panen raya, harga padi turun. "Ini sudah kami koreksi, karena ini bukan hanya terjadi di Sumsel, tetapi juga daerah lain,” sebutnya. 

Ke depan, sambung Mas Dar, Bulog akan dialihkan sebagai logistik dan penyeimbang harga. Bukan sebagai perusahaan. “Maka berfungsi untuk menyerap gabah petani, tanpa ada syarat harus seperti ini dan itu," pungkas.

BACA JUGA:Duka Menimpa Petani di Musi Rawas, Pulang Berkebun Rumah Terbakar Tinggal Abu dan Arang

BACA JUGA:Petani Muratara Sambut Positif Kenaikan Harga TBS Sawit

Plt Dirjen Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Husnain, menjelaskan lahan potensi cadangan cetak sawah di Sumsel tahun 2026-2027, seluas 409.977 hektare untuk di seluruh kabupaten/kota.

Dengan potensi cetak sawah di 7 kabupaten/kota, yang sudah di-clear and clean lahannya. Yakni, Kabupaten OKI, Ogan Ilir (OI), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, OKU Timur, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

"Adapun cetak sawah di 2025, seluas 150 ribu hektare ada di 5 Kabupaten. Yakni, OKI dengan luasan 60.896 hektare, Ogan Ilir 22.684 hektare, Muba 31.754 hektare, OKU Timur 24.238 hektare, dan PALI seluas 10.428 hektare," papar Husnain.

Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi SH MSE, menyampaikan potensi lahan rawa Sumsel paling besar. Tetapi selama ini, tidak banyak petani yang memanfaatkan menjadi sawah rawa, karena marginnya tipis. Kalaupun ada petani yang mengerjakan, sudah tidak ada pekerjaan lain. 

"Makanya untuk mengarap lahan rawa ini, kalau tidak dibantu pemerintah agak sulit," jelasnya. Padahal lahan rawa ini ketika musim kemarau, akan menyebabkan potensi karhutla. Melalui optimalisasi lahan rawa, akan mengatasi permasalahan karhutla dan lebih produktif dengan meningkatkan hasil panen padi.

BACA JUGA:Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan

BACA JUGA:Harga Getah Karet Naik Rp15 Ribu per Kilogram, Petani di Muratara Bersorak Gembira

Elen juga menjelaskan soal kondisi anomali di sektor pertanian Sumsel. Kemampuan produksi padi tinggi, dapat memenuhi 2 lipat kebutuhan. Bahkan menyokong daerah lain, tapi beras masih menyebabkan inflasi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan