Lawang Borotan Tinggal Finishing, Monumen Saksi Sejarah Perjuangan SMB II
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Proses revitalisasi Lawang Borotan dijadwalkan selesai 30 November 2024 ini. Pantauan koran ini di lokasi pembangunan yang ada di Jl Rumah Bari atau samping Kantor Ledeng (Kantor Wali Kota Palembang) atau sisi kanan Benteng Kuto Besak (BKB), Kamis (28/11) siang, sudah mulai terlihat proses finishing dan hampir rampung.
Di sana para pekerja, sedang merapikan dan menyelesaikan bagian-bagian kecil sekitar Lawang Borotan. Kondisi sebelumnya yang kurang terawat, kini berbagai ornamen dan lantai menuju Lawang Borotan sudah dipasangi keramik. Sebagai penanda, di depan Lawang Borotan juga terpasang plang nama.
Sementara lokasi yang selama ini menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL) dan tempat parkir, sudah disulap menjadi lebih menawan dan salah satu objek swafoto bagi para warga yang melintas. Untuk mewujudkan Lawang Borotan sebagai destinasi wisata sejarah dan wisata budaya, di tempat ini bakal sering digelar drama teatrikal dan event seni budaya lainnya.
"Sudah tahap finishing, jadwalnya selesai sebelum pembukaan World Musi Jazz Festival 2024 yang dilaksanakan 30 November 2024," ujar Kadis Perkimtan Kota Palembang, Agus Rizal, kemarin. Untuk mengisi kegiatan di Lawang Borotan, ada kolaborasi antara Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kota Palembang supaya menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke Kota Palembang. "Dengan kondisinya sekarang, saya yakin banyak warga dan wisatawan akan berkunjung untuk sekadar berfoto ata menyaksikan pagelaran di Lawang Borotan," ulasnya.
BACA JUGA:2025, Revitalisasi Sungai Kedukan Bukit, Punya Potensi Wisata yang Besar
BACA JUGA:Tegaskan APPSI Bukan Bagian P3SRS, Fokus Tolak Revitalisasi dan Relokasi Pasar 16 Ilir
Kadis Kebudayaan Kota Palembang, Affan Mahali Prapanca menambahkan Lawang Borotan tak hanya terlihat keindahan dan kemegahannya, tapi juga masyarakat bisa mempelajari budaya dan sejarah Lawang Borotan yang sekaligus menjadi saksi perjuangan Kesultanan Palembang Darussalam menghadapi penjajah pada masa Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
Kala itu terkenal dengan Perang Menteng atau Benteng. "Kita harap banyak masyarakat berkunjung. Kita juga menyiapkan tempat teater, drama teatrikal, dan musikal untuk menghibur pengunjung yang datang," tutup Affan.