https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Perundungan Ancaman Terhadap Masa Depan Kesehatan

dr Chani Sinaro Putra SpM Dokter RSMH Palembang-foto: ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Kasus kematian mahasiswi PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (UNDIP) menjadi sorotan nasional, mengungkap sisi gelap dari dunia pendidikan dokter spesialis yang selama ini jarang terekspos. Dugaan perundungan yang menjadi pemicu tragedi ini mengundang keprihatinan mendalam dan menggugah kesadaran kita akan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi calon dokter.

Perundungan: Ancaman Nyata dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Perundungan dalam pendidikan dokter spesialis bukanlah hal baru. Tekanan akademik yang tinggi, hierarki yang kaku, serta kompetisi yang ketat seringkali menciptakan lingkungan yang penuh stres dan rentan terjadinya perundungan. Bentuk perundungan pun beragam, mulai dari perkataan yang menyakitkan, diskriminasi, hingga kekerasan fisik.

Dampak Perundungan Perundungan tidak hanya berdampak pada kesehatan mental korban, tetapi juga dapat mengganggu proses pembelajaran dan menurunkan kualitas pelayanan kesehatan di masa depan. Korban perundungan cenderung mengalami depresi, kecemasan, dan bahkan memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. Selain itu, perundungan juga dapat merusak hubungan interpersonal dan menghambat perkembangan profesionalisme calon dokter.

BACA JUGA:Kenali Indikasi Awal Perundungan, Cegah Perundungan, Gelar Bimtek Anak

BACA JUGA:Viral! Beredar Sebuah Video Perundungan Terhadap Gadis Remaja di Media Sosial

Mengapa Perundungan Terjadi?

Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya perundungan dalam pendidikan dokter spesialis antara lain: Pertama, Tekanan Akademik yang Tinggi. Beban belajar yang berat dan tuntutan untuk mencapai prestasi yang tinggi dapat membuat mahasiswa merasa tertekan dan mudah tersulut emosi. Kedua, Hierarki yang kaku sistem senioritas yang kuat dan adanya perbedaan status antara senior dan junior dapat menciptakan jarak sosial yang lebar dan memicu tindakan perundungan.

Ketiga, kompetisi yang ketat. Persaingan untuk mendapatkan tempat yang terbatas dalam program residensi dapat memicu sikap saling menjatuhkan antar mahasiswa. Keempat, kurangnya pengawasan dari dosen dan staf pengajar dapat memberikan ruang bagi terjadinya perundungan.

Upaya Bersama dalam Mengatasi Perundungan

Untuk mengatasi masalah perundungan dalam pendidikan dokter spesialis, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, organisasi profesi, dan masyarakat. Peran Pemerintah seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni menetapkan standar etika profesi yang lebih tegas, termasuk larangan segala bentuk perundungan dan kekerasan.

Kemudian, melakukan pembinaan rumah sakit pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman. Terus, melakukan penelitian dan evaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu terjadinya perundungan. 

BACA JUGA:Viral di Medsos: Dugaan Perundungan Siswa SD di Palembang oleh Kakak Kelasnya

BACA JUGA:Pelajar Kelas 3 SD Al-Azhar Cairo Diduga Jadi Korban Perundungan, Menangis Berlindung di Bawah Meja Belajar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan