Pejuang Energi di Ujung Negeri "Berlari Kencang" Kejar 1 Juta Barel
AKTIVITAS PEKERJA: Suasana Rig PDSI 30.2/D 1000-E Lembak Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. -FOTO: DIAN/SUMEKS-
Para pekerja di dalam lokasi Rig (Radiologically Inserted Gastrostomy) PDSI 30.2/D 1000-E yang ada di Desa Lembak, Kecamatan Lembak, Kabupaten Muara Enim, sibuk beraktivitas. Mereka memproduksi minyak dan gas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Zona 4, Rabu (25/9).
=================
SUMATERAEKSPRES.ID- MENCAPAI target produksi, inilah yang membuat para pejuang migas ini cekatan menyelesaikan setiap tahapan pekerjaan. Di sumur LBK-INF9 di LBK-INF023, puluhan pekerja berseragam merah-putih-biru list abu bertuliskan Pertamina, sepatu dan topi safety terlihat serius dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Salah satu kru rig service memeriksa dan memantau pompa dan mesin di lokasi sumur. Di bagian atas sumur di bawah menara, pejuang lainnya menggunakan topi keras khusus berwarna putih, memegangi alat besi berukuran besar di sekitarnya. Setelah beberapa menit melakukan pengecekan, lalu pergi dan turun lagi ke bawah. Tanda semuanya aman.
BACA JUGA:RTH Palembang Minimal 8 Ribu Hektar
BACA JUGA:Lemah Finishing Touch, Sriwijaya FC Berbagi Angka dengan PSMS Medan di Stadion GSJ
Di bagian lain, pria paruh bayah mengelap keringat di dahinya sambil memegangi kemudi traktor besar berwarna kuning bertuliskan SDLG L958F Pertamina. Tak lupa, dia melempar senyum saat wartawan koran ini tiba di lokasi. Tentu saja, suara "bising" dari genset berukuran besar untuk menopang proses produksi, sudah lebih dulu menyambut kedatangan kami di lokasi.
Andre Gunawan Nainggolan (29), toolpusher PDSI tak kalah semangat mengejar produksi minyak di Rig PDSI 30.2/D 1000-E Lembak. Mereka bekerja dengan sistem shift, 20 hari kerja dan 10 hari libur dengan perbandingan 2/3 di lapangan dan 1/3 di rumah. "Kebetulan, saya belum berkeluarga jadi enjoy saja di lapangan," katanya.
Pria asli Medan itu tetap harus menjaga lingkungan agar harmonis, dengan sehat mental dan fisik sehingga bisa bekerja lebih maksimal. Dia juga tetap berkomunikasi dengan baik dan selalu menghargai waktu istirahat. "Kami disini bekerja 20 hari dan selama 12 jam nonstop tidak ada waktu istirahat, sehingga benar-benar maintenance (mengatur, red) waktu istirahat," ujarnya .
Pria lulusan S1 Teknik Mesin Universitas Brawijaya sudah tinggal di Rig sejak 202. Penempatan pertamanya di Cepu, kemudian diover di Rig Balikpapan selama 2,5 tahun mengerjakan sumur pengembangan (development well) serta lanjut Pengeboran di JOB Pertamina-E&P Simenggaris selama 7 bulan mengerjakan dua sumur pengembangan dan dua sumur service.
Andre menyebutkan, dengan Rig yang sama dia pindah ke Zona 4 dan terakhir di Rig. "Di sini kami sudah mengerjakan 6 sumur sejak November 2021 dan mulai ngebor 2022 awal," kenangnya.
Untuk jam kerjanya, mulai pukul 07.00-19.00 WIB shift pagi dan 19.00-07.00 WIB shift malam. Selama 24 jam selalu ada orang, nonstop untuk produksi. Setiap pagi hari selalu ada pertemuan (template meeting, red) dan pengarahan program kerja. "Semua orang yang mau bekerja wajib ikut template meeting," terangnya.
Tinggal di Rig, yang paling tidak enak adalah masalah komunikasi. Karena lokasi Rig kebanyakan di lokasi terpencil. Hanya Rig Lembak adalah lokasi yang paling dekat dengan kota. ‘’Saya pernah tinggal di lokasi Rig yang terpencil di JOB Simenggaris. Untuk menuju lokasi Rig, bersama pekerja lainnya harus terbang dari Jakarta ke Tarakan, lalu naik speedboat selama 1,5 jam melewati sungai yang banyak buaya,” jelasnya.