Penyebabnya, karena ketika duduk di toilet kulit akan bersentuhan langsung dengan toilet, kondisi ini justru berpotensi menjadi sarang bakteri E.Coli dan Shigella atau virus hepatitis A dan norovirus.

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah! Ini Tiga Cara Praktis Cek Status Aktif BPJS Kesehatan Lewat HP

BACA JUGA:Kenali Lima Fakta Gangguan Kesehatan Mental Pada Anak

2. Kelebihan dan kekurangan toilet jongkok 

Dibandingkan dengan toilet duduk, toilet jongkok memang mempunyai beberapa kekurangan seperti misalnya model yang sudah ketinggalan jaman, meskipun itu sesuai selera masing masing orang.

Toilet jongkok kadang juga dianggap kurang nyaman bila digunakan karena dapat menimbulkan keluhan seperti nyeri  pada tumit dan paha, sehingga idak cocok untuk penderita gangguan  pergelangan kaki, misalnya  radang sendi, keseleo, patah tulang, bahkan tendonitis.

Namun, meski dinilai memiliki beberapa kekurangan buang air besar menggunakan toilet jongkok memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan fakta bahwa posisi jongkok saat buang air besar lebih efektif untuk memperlancar proses buang air besar.

Hal ini erat kaitannya dengan aktivitas otot dan postur tubuh yang menunjang proses buang air besar.

Posisi jongkok mempunyai efek mengoptimalkan ruang pengeluaran feses pada anus sekaligus membuat otot  anus dan usus besar menjadi lebih rileks.

Dengan cara ini, buang air besar menjadi lebih mudah dan  lebih maksimal.

Sedangkan dalam posisi duduk, otot-otot saluran cerna akan menekan rektum dan mempersempit lubang anus.

Hal ini dapat mengganggu terhadap kelancaran buang air besar.

Penelitian lain menunjukkan bahwa buang air besar menggunakan toilet jongkok atau dengan posisi jongkok dapat membantu menjaga feses tetap pada tempatnya, mencegah kembung, sembelit, dan wasir.

Selain itu, posisi jongkok juga cocok dilakukan ibu hamil karena dapat menjaga kekuatan otot panggul.