https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kisah Jalan Sekip Bendung Palembang, Dahulunya Tempat Latihan Menembak Tentara Belanda

Asal usul dan sejarah nama Jalan Sekip Bendung di Palembang. -Foto: Ibnu Holdun/Sumateraekspres.id-

BACA JUGA:Dihuni Saudagar Tionghoa, Sungai di Palembang Berubah jadi Nama Lorong Saudagar Yucing, Simak Ceritanya!

BACA JUGA:Dari Sungai jadi Nama Jalan, Sekanak Disulap Menjadi Pusat Perdagangan dan Surga Kuliner di Palembang

Aktivitas manusia seperti pembangunan infrastruktur, penebangan hutan, dan pembuangan limbah domestik dan industri dapat mengganggu keseimbangan ekosistem sungai. Di Sungai Bendung Sekip, upaya untuk mengatasi banjir dan polusi air terus dilakukan, namun tantangan lingkungan masih tetap ada.

Untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai, berbagai langkah dapat diambil, seperti rehabilitasi vegetasi riparian, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Pemerintah dan komunitas lokal di Palembang juga berperan aktif dalam upaya pelestarian ini. Dengan memahami kondisi lingkungan dan ekosistem di sekitar Sungai Bendung Sekip, kita dapat lebih menghargai pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindunginya.

Hayat (73) warga sekip Bendung dibincangi koran ini menjelaskan dahulu Sungai Bendung ini sendiri airnya bias digunakan warga untuk memasak, mandi serta keperluan air minum.

“Dahulu jernih sekail. Iwak be kalu berenang dibawah kejingokan jellas. Idak pecak mak ini hari. Selain banyak lumpur, jugo airnyo itam dan gatal-gatal kalo kito nyebur,” ujar pria yang sudah uzur ini. 

Seperti cerita diatas, menurut Hayat, dulu memang sekip merupakan lapangan atau tempat Latihan tembak bagi tentara Belanda.

Namun seiring dengan perkembangan zaman lahan di sekip sudah banyak dikuasai rakyat dan dibangun untuk hunian.

“Dulu Sebagian besar wilayah sekip adalah rawa. Karena banyak ditimbun akhirnya Ketika hujan turun terjadi banjir. Kalau dulu, nak selebet apo be ujan Insha Allah, idak banjir-banjir. Kalau sekarang janganke bejam-jam. Sejam be pacak kelebu Sekip,” tuturnya. 

Untuk penamaan jalan Sekip Bendung sendiri, menurut Hayat, karena memang jalan tersebut membelah Sungai Bendung.

“Jadi sebelum diaspal memang namonyo sudah jalan Sekip Bendung. Kalau make namo lain, mungkin bakal ilang namo sekipnyo. Kalo memang ado rencana dari siapo be, tolong omongke dak usah diganti lagi. Nyari gawe laen be,” seloroh Hayat.

Tag
Share