https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sumatera Selatan Hadapi Pilkada Serentak, Pengamat Politik: Jangan Hanya Tebar Pesona!

Pengamat politik Sumatera Selatan Bagindo Togar kritik keras kampanye Pilkada yang lebih fokus pada pencitraan ketimbang penyampaian program substansial. Foto: sumateraekspres.id--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID— Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November, mendatang menjadi perhatian semua publik di Provinsi Sumatera Selatan.

Sebanyak 46 pasangan calon (Paslon) kepala daerah telah resmi ditetapkan untuk berkontestasi, yang terdiri dari 3 pasangan calon gubernur serta 43 paslon untuk 17 pemilihan bupati dan wali kota.

Seluruh paslon ini telah menerima nomor urut pada tanggal 23 September kemarin dan kini tengah aktif berkampanye di berbagai daerah pemilihan masing-masing.

Namun, di tengah hiruk pikuk kampanye yang ramai dilakukan secara offline maupun online, pengamat politik Sumatera Selatan, Bagindo Togar, menyampaikan pandangan kritisnya.

Menurutnya, mayoritas kampanye yang dilakukan oleh para kandidat lebih cenderung pada aksi selebrasi tebar pesona, bukan pemaparan program yang substansial dan berkualitas.

BACA JUGA:Hanura Targetkan Kemenangan 80% di Pilkada Sumsel 2024 dengan Rakorda Sebagai Langkah Awal

BACA JUGA:Harnojoyo Nyatakan Dukungan untuk HDCU: Mari Bersatu Menangkan Pilkada Sumsel 2024

“Sayangnya, banyak paslon yang masih fokus pada pencitraan, seperti konvoi kendaraan, pemasangan baliho besar, dan foto-foto kegiatan sosial yang tidak banyak memberikan informasi mengenai visi dan misi pembangunan ke depan,” ujar Bagindo Togar.

Menurutnya, kampanye para calon kepala daerah tersebut seharusnya menjadi ajang untuk memperkenalkan program-program yang sarat akan ide-ide baru, inovasi, dan terobosan yang dapat menjamin kemajuan pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat.

Hal ini menjadi sangat ironis karena provinsi yang memiliki penduduk hampir 9 juta jiwa dan jumlah pemilih tetap sekitar 6,3 juta jiwa ini menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

Dengan nominal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mencapai Rp11 triliun, Sumatera Selatan memerlukan pemimpin yang mampu membawa perubahan signifikan dalam lima tahun ke depan. Namun, apa yang terlihat di lapangan justru sebaliknya.

“Alih-alih memanfaatkan kampanye sebagai wadah untuk menyampaikan gagasan yang kuat dan program kerja yang terarah, para paslon tampaknya lebih sibuk mempercantik citra diri untuk meraih simpati publik tanpa menawarkan solusi konkret,” kritik Bagindo.

Bagindo menambahkan, tidak sedikit kelompok masyarakat terdidik yang merasa skeptis dan pesimis dengan kualitas para kandidat gubernur.

“Masyarakat Sumatera Selatan memiliki ekspektasi yang tinggi dan semakin kritis terhadap pemimpin yang akan dipilihnya. Jika kampanye hanya diisi dengan tebar pesona dan tidak menunjukkan komitmen yang jelas, bagaimana bisa masyarakat percaya bahwa mereka mampu mengatasi permasalahan yang ada?” tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan