Jangan Pernah Sentuh Narkoba
*Jadikan Pancasila Sebgai Modal Dasar
Palembang - Nara sumber dalam seminar literasi pancasila, Dr Ir H Heri Amalindo. MM., berharap agar para pelajar menjauhi narkotika dan obat-obatan terlarang. Tidak hanya merusak moral generasi muda, namun narkoba bisa merusak semua sendi-sendi negara. Hal ini disampaikan Heri Amalindo, dalam seminar literasi Pancasila, di gedung Atyasa Jalan Way Hitam, Palembang.
"Pelajar harus menguasai lima sila. Kalau kelima sila sudah dikuasai dan digunakan dalam kehidupan sehari hari, maka akan berdampak baik bagi masyarakat Indonesia," tegasnya. Dijelaskan Heri, jangan pernah menyentuh narkoba. Teman pun harus pintar memilih. “Narkoba itu pertama kali dikasih. Terus disuruh beli. Nah kalau tidak bias mencari uang terpaksa mencuri. Ketika tidak ada lagi yang dicuri, selanjutnya merampok. Ini memang sangat merugikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Heri, mengajak pelajar untuk berpikir secara positif. “Anak-anak harusnya berpkir maju," katanya.
Sementara itu, narasumber kedua Lury Alex Noerdin, dalam kesempatan itu, menyebut akan menceritakan pengalamannya di depan forum. "Saya salah satu anak yang oleh keluarga tidak boleh masuk dalam dunia politik. Namun saya ada passion ke bidang politik," kata dia.
Lury menyebut, nantinya ketika pelajar ingin memiliki profesi tidak ada salahnya untuk diarahkan sedini mungkin. “Profesi apapun tidak salah selagi ada minat dari para pelajar,”ujarnya.
Lury juga bercerita tentang kesuksesannya yang tidak seperti membalik telapak tangan. “Bagaimana cara bisa sukses di bidang wira usaha dan profesi yang ditekuni. Saya dulu adalah pengacara dan kemudian ambil kenotariatan. Kenapa karena waktu fleksibel dan sangat baik untuk perempuan. Saat ini saya memiliki karyawan sebanyak 45 orang,” akunya.
Kenapa bisa leading lebih cepat? Yang jelas pelajar harus memiliki emosional intelegent. Dimana emosional intelegent berpengaruh pada kesuksesan seseorang. Intelegence merupakan kemampuan mengelola emosi kita. Bagaimana membujuk klien di tengah tengah kompetisi orang tetap menggunakan profesi kita,” ungkapnya. Namun demikian, apa pun profesi menurut Lury harus digeluti seserius mungkin. Dan yang memberikan support adalah orang-orang terdekat. Sehingga leadership harus kuat.
Membangun profesionalitas, juga harus memiliki kredibilitas. Dimana nama baik harus dijaga. “JIka kita tidak menjaga nama baik. Sedianya kita akan ditinggalkan oleh orang-orang. Saya disini berharap para pelajar dapat menjadi generasi yang religius tangguh dan memiliki ahlak dan moral yang baik,” ungkapnya. Sementara itu, Carma Aprianto, yang juga narasumber mengajak pelajar yang ikut seminar literasi pancasila untuk mampu membentengi diri dan menjaga nama baik bangsa dan Negara.
Dia juga berharap generasi sekarang merupakan generasi pancasilais. Dimana ketika pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan berdampak sangat baik bagi semua pelajar. “Semuanya ada di dalam pancasila. Mulai dari agama, gotong royong, berkeadilan dan lain-lain,” pungkaanya. (iol/lia)