Targetkan Produksi 42 Ribu Ton Biji Plastik Polytam
PRODUKSI: Biji plastik polytam dihasilkan di Unit Polypropylene RU III dan berperan penting dalam industri petrokimia nasional. -FOTO: ARDILA/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tak banyak yang tahu, PT Pertamina Kilang Internasional selain memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dan produk intermediate lainnya, Kilang Pertamina RU III Plaju juga memproduksi biji plastik polytam. Untuk tahun ini, ditargetkan 42 ribu biji polytam.
Produk ini dihasilkan di Unit Polypropylene RU III dan berperan penting dalam industri petrokimia nasional. “Polytam atau polypropylene, merupakan bahan baku plastik yang digunakan untuk pembuatan kantong plastik,” kata Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional.
BACA JUGA:Ambil Paspor Bisa Drive Thru, Inovasi untuk Peningkatan Pelayanan
BACA JUGA:Batalkan Ijazah jika Tesis Terbukti Plagiat
Menurut Rachmi, pada produksi polytam mencapai 42 ribu ton. Dengan kondisi kilang dan sumber daya manusia yang semakin baik, serta pemeliharaan yang dilakukan di akhir 2023, Kilang Pertamina RU III Plaju menargetkan peningkatan produksi di tahun 2024. ‘’Setelah pemeliharaan kilang pada Desember 2023, kami optimis dapat meningkatkan produksi polytam pada 2024,” katanya.
Hingga Agustus 2024, total produksi mencapai 32 ribu ton, dengan rata-rata produksi 4 ribu ton per bulan. “Polytam yang dihasilkan Kilang RU III Plaju memiliki keunggulan seperti ketahanan terhadap panas dan oksidasi, warna yang lebih putih dan bening, serta fleksibilitas dalam aplikasi kemasan plastik,” ujarnya.
Polytam juga tergolong dalam kategori plastik food-grade. Hal ini menjadikannya aman digunakan untuk kemasan makanan dan minuman.
‘’Karena mampu mencegah reaksi kimia yang tidak diinginkan, serta tahan panas tanpa mengalami degradasi kualitas secara signifikan,’’ jelasnya.
Kualitas polytam telah memenuhi berbagai sertifikasi, seperti ISO 14001:2015 untuk lingkungan, ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 45001:2018 untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Termasuk juga ISO/IEC 17025:2005 untuk laboratorium kilang.