Kisah Inspiratif Lia Senda Rianty: Bhayangkari Sukses Berbisnis UMKM Donat Kentang, Beromzet Rp60 Juta

Reporter: kholid |

Editor: Novis |

Sabtu , 07 Sep 2024 - 11:13

Lia Senda Rianty berhasil melewati jatuh bangun bisnis dan kini sukses dengan omzet Rp 60 juta per bulan melalui usaha donat kentangnya. Foto: kholid/sumateraekspres.id--

Dalam kesibukannya, melayani pelangga berbelanja, sesekali Lia menggungkap kisah jatuh bangun dan pasang surut dalam membangun bisnis.

Ia mengaku memang suka bisnis. Lia memulai bisnis sejak 2018, setelah menikah. Awalnya ia bisnis pakaian muslimah hijab, dengan brand Hayastuf.

Bisnis pakaian muslimah yang ia jalani mengalami drof. "Tren pakaian muslimah turun, terus ditambah Covid-19 pada 2019," katanya.

Di masa-masa bencana Covid-19 itu Lia mulai memutar otak kembali. "Saya mulai terpikiran untuk memulai yang stabil, seperti bisnis kuliner," katanya.

Dia mengaku, tidak begitu mahir memasak, bahkan tidak suka masak. Namun keinginan bisnis lebih kuat.

Sehingga, dia memulai belajar atau kursus membuat donat, dengan mencoba berbagai resep olahan.

Meski banyak yang tidak berhasil namun ia terus mencoba membuat donat dengan silih berganti resep dan adonan.

"Awal-awalnya hasil olahan donat buatan saya ini saya bagikan ke tetangga dahulu. Jadi tetangga saya mencicipi dan Alhamdulillah menurut tetangga saya rasanya enak," ujarnya.

Produk donat kentangnya mulai dikenal, saat ada hajata keluarga, dimana donat kentang, menjadi salah satu hidangannya.

"Setelah yasinan banyak ibu-ibu yang memesan donat," ceritanya.

Awalnya memulai bisnis donat kentang menggunakan pesan antar (delivery). Barulah Juli 2019, ia memberinikan diri membuka toko dengan merk Haya.Co.

Ia mengaku nekat membuka otlet dengan modal seadanya sekitar Rp 5 juta.

kisah inspiratif lia senda rianty: bhayangkari sukses berbisnis umkm donat kentang, beromzet rp60 juta                            oku timur, sumateraekspres.id -- lia senda rianty mepunyai kisah tersendiri sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (umk).
ia berhasil melewati pasang surut dalam bisnis, kini dari usaha donat kentang, dengan brand haya.co ia bisa meraih omset hingga rp 60 juta perbulan. seperti apa kisahnya? 
lia senda rianty masih berusia 33 tahun. lahir dan besar di malang. namun kedua orang tuanya, sebenarnya asli sumatera selatan. kobinasu, lahat, ogan dan muara enim
dia juga ibu muda dengan dua putra. seorang bhayankari, istri dari brigpol asep e karta perwata, anggota polres oku timur.
baca juga: laga balas dendam indonesia vs australia: simak prediksi line up dan analisis taktik di sini!
baca juga:pilkada bersih dan demokratis: bawaslu ingatkan potensi masalah dari penyelenggara!
suatu hari, pagi menjelang siang itu, wartawan sumateraekspres.id  berkesempatan mampir ke toko donat kentang miliknya. 
lokasinya di jalan merdeka cidawang, kelurahan pakusekunyit, kecamatan martapura, kabupaten oku timur, sumatera selatan.
pertama mendekati kedai donat yang sederhana tersebut aroma khas dari donat langsung tercium. bahkan mengugah selera makan.
selain donat ketang, di toko haya.co tersrbut juga ada kuliner, seperti jajan pasar hingga macam-macam minuman. "silakan pak," sambutnya ramah.
dari auranya, sosok lia memang orang bisnis. terlihat dari cara komunikasinya. wajar saja,  ia memang lulusan akutansi dari fakultas ekonomi, universitas sriwijaya (unsri). 
bahkan saat ini lia sedang ambil s2 di magister administrasi bisnis(mba), institut teknologi bandung (itb).
baca juga:keutamaan mengucapkan 'inna lillahi wa inna ilaihi raji'un' saat menghadapi musibah
baca juga:pendaftaran cpns 2024 diperpajang, jumlah pelamar capai 3,2 juta, kemenkumham masih paling diminati
dalam kesibukannya, melayani pelangga berbelanja, sesekali lia menggungkap kisah jatuh bangun dan pasang surut dalam membangun bisnis.
ia mengaku memang suka bisnis. lia memulai bisnis sejak 2018, setelah menikah. awalnya ia bisnis pakaian muslimah hijab, dengan brand hayastuf.
bisnis pakaian muslimah yang ia jalani mengalami drof. "tren pakaian muslimah turun, terus ditambah covid-19 pada 2019," katanya. 
di masa-masa bencana covid-19 itu lia mulai memutar otak kembali. "saya mulai terpikiran untuk memulai yang stabil, seperti bisnis kuliner," katanya.
dia mengaku, tidak begitu mahir memasak, bahkan tidak suka masak. namun keinginan bisnis lebih kuat. 
sehingga, dia memulai belajar atau kursus membuat donat,  dengan mencoba berbagai resep olahan. 
baca juga:rutin minum susu saat sarapan, ini 5 manfaat yang perlu anda tahu!
baca juga:dapatkan reward gratis dari kode redeem ff terbaru 7 september 2024 – buruan klaim!
meski banyak yang tidak berhasil namun ia terus mencoba membuat donat dengan silih berganti resep dan adonan.
"awal-awalnya hasil olahan donat buatan saya ini saya bagikan ke tetangga dahulu. jadi tetangga saya mencicipi dan alhamdulillah menurut tetangga saya rasanya enak," ujarnya. 
produk donat kentangnya mulai dikenal, saat ada hajata keluarga, dimana donat kentang, menjadi salah satu hidangannya. 
"setelah yasinan banyak ibu-ibu yang memesan donat," ceritanya. 
awalnya memulai bisnis donat kentang menggunakan pesan antar (delivery). barulah juli 2019, ia memberinikan diri membuka toko dengan merk haya.co. 
ia mengaku nekat membuka otlet dengan modal seadanya sekitar rp 5 juta.
baca juga:lafadz adzan dan iqomah lengkap dengan arti dan cara menjawabnya
baca juga:waduh, ngeri nih! kim jong un hukum mati pejabat korut, tindakan ekstrem di tengah krisis banjir
"saya buka usaha ini karena tren usaha yang mulai berubah apalagi waktu itu covid banyak orang yang wfh (work from home)."jadi masyarakat banyak berdiam diri di rumah dan makan di rumah sehingga saya nekat untuk memulai bisnis kuliner ini," ucapnya. 
sementara, proses pembuatan donatnya ia bercerita bahwa ia memilih bahan baku yang bagus atau premium. 
menjadi kendala, pilih bahan baku di kota bahkan terkadang saya harus inden terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan- bahan. 
dalam menjalankan bisnis kuliner ini omzet yang ia raih mengalami kenaikan dan penurunan. untuk awal-awal ia membuka bot kecil dan kini ia sudah membuka otlet atau toko.
"alhamdulillah omzet yang didapat ini pasang-surut namanya usaha ada naik turunnya jualan kadang rame kadang sepi," ucapnya. 
selama menjalani bisnis ini ia juga sering mengalami beberapa kendala seperti sulit mendapatkan bahan baku. serta terkendala dengan kapasitas produksi juga di sdm. "karyawan juga ada kendala terkadang ada masalah," pungkasnya.