https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kerangka Kerja Sama Keuangan di Asia Timur dan Pasifik Diperkuat untuk Dukung Pemulihan Ekonomi

Kerangka Kerja Sama Keuangan di Asia Timur dan Pasifik Diperkuat untuk Dukung Pemulihan Ekonomi-Foto: Bank Indonesia-

SUMATERAEKSPRES.ID - Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, kerja sama sektor keuangan di kawasan Asia Timur dan Pasifik semakin diperkuat untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi.

Pada 29-30 Agustus 2024, Bank Indonesia bersama otoritas keuangan dari negara-negara di kawasan tersebut, yang tergabung dalam Executives' Meetings of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Working Group On Banking Supervision (WGBS) ke-56, berkumpul di Bali untuk membahas tantangan dan perkembangan terbaru di sektor keuangan, termasuk pengawasan perbankan.

Tema utama diskusi mencakup digitalisasi keuangan, transisi keuangan hijau, perkembangan pengaturan Basel Core Principle, serta keamanan siber.

Kerja sama dalam EMEAP WGBS bertujuan untuk mendorong sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, inovasi kebijakan, dan memperkuat praktik pengawasan sektor perbankan.

BACA JUGA:Simak Yuk! Begini Cara Merawat Set Catur Anda Agar Tetap Awet dan Mengkilap

BACA JUGA:BWI Dorong Sosialisasi Wakaf Uang ke Berbagai Kalangan untuk Maksimalkan Potensi Nasional

Dalam pertemuan tersebut, apresiasi diberikan terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia serta terobosan kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia, terutama dalam hal pengawasan perbankan. Ini mengantarkan Bank Indonesia menjadi Ketua EMEAP untuk periode 2024-2026.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, dalam pertemuan itu menekankan bahwa lanskap sistem keuangan global telah berubah secara signifikan, terutama akibat pesatnya digitalisasi dan transisi keuangan hijau.

Meskipun kemajuan ini menawarkan potensi besar, ada pula risiko yang dapat mengancam stabilitas sistem keuangan.

BACA JUGA:Tips Optimal Mengawasi Tumbuh Kembang Anak untuk Orang Tua, Ini Nutrisi dan Stimulasi yang Tepat!

BACA JUGA: Raden Kian Santang: Ksatria Sunda Penyebar Islam di Jawa, Ini Sosoknya!

Oleh karena itu, respons kebijakan dan praktik pengawasan harus disesuaikan dengan cepat dan efektif. Juda juga menekankan pentingnya mendorong inovasi dalam digitalisasi sektor keuangan sambil tetap memastikan manajemen risiko yang memadai, termasuk ancaman dari keamanan siber.

Selain itu, dalam transisi keuangan hijau, regulator harus proaktif dalam mendukung inisiatif ini melalui kolaborasi dengan sektor industri, pengungkapan yang berkelanjutan, penyediaan data, serta sinergi antar otoritas keuangan.

Diskusi dalam forum EMEAP WGBS juga menyoroti pentingnya memahami dan menerapkan intelijen risiko siber yang efektif untuk menjaga ketahanan operasional sistem keuangan. Bank Indonesia telah mengembangkan Kerangka Keamanan dan Ketahanan Siber yang berfokus pada tiga pilar: Tata Kelola, Pencegahan, dan Penanganan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan