UMKM Tagih Janji Paslon Pilkada Jualan Program Pro-Rakyat, Pengamat Politik: Jangan Pilih Kandidat Pembohong
--
Kelima, program kerja seharusnya merupakan kelanjutan dari roadmap pembangunan daerah. Jangan sampai ganti pemimpin, maka akan mengganti arah pembangunan atau kebijakan yang telah dilakukan.
"Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka seharusnya para pasangan calon dapat membuat program kerja yang sesuai dan tepat bagi pembangunan daerahnya," urai Idham.
Terkait dengan pembangunan sektor ekonomi, paslon harus melihat akar permasalahan yang ada di masyarakat. “Misalkan sektor apa yang menjadi andalan daerah tersebut, maka dijadikan prioritas kebijakan atau pembangunan. Tentunya tanpa melupakan sektor-sektor lain,” ujarnya.
Hal lain, bagaimana para pelaku usaha diberikan kemudahan perizinan, akses permodalan, peningkatan kapasitas yang berkesinambungan. Termasuk akses perluasan pasar serta peningkatan infrastruktur penunjang kegiatan usaha dan bisnis.
“Sehingga keberadaan pemerintah nantinya benar terasa adanya dan hadir," harap Idham. Sebuah program kerja yang ditawarkan kepada calon pemilihnya, harus didasarkan atas kajian ilmiah yang mendalam. Yakni, kajian dengan menggunakan data-data serta melihat peluang-peluang yang akan dicapai daerah tersebut di masa yang akan datang. "Sumatera Selatan yang memiliki potensi sektor perkebunan dan pertanian yang cukup tinggi, serta ditopang oleh sektor pertambangan dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakatnya,” beber Idham.
Maka seharusnya, sambung Idham, janji dan program kerja lebih mengarah ke sektor-sektor tersebut. Bagaimana kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait dengan pengembangan pertanian dan perkebunan secara komprehensif.
“Mulai dari infrastruktur, tata niaga, para pelaku usaha, diversifikasi produk sampai dengan perluasan pasarnya," ungkapnya. Sementara sektor tambang, bagaimana masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan dapat menikmati hasil tambang tersebut lebih optimal.
Sebuah pembangunan yang baik, adalah mendorong pembangunan yang selama ini bertumpu pada sektor primer (perkebunan, pertanian). Kemudian menuju ke pembangunan yang bertumpu pada sektor tersier, dengan ditandai oleh peran industri yang semakin besar.
“Serta pada akhirnya akan menuju sektor tersier, yang lebih banyak didominasi oleh sektor jasa seperti perbankan, asuransi, pendidikan dan pariwisata,” papar pria berkacamata itu. Oleh karena itu, diharapkan para calon peminpin daerah ini mampu untuk membawa daerahnya i menjadi wilayah yang maju didasarkan atas potensi yang ada. Dimana pada akhirnya menjadi sebuah daerah yang mengandalkan sektor tersier dalam perekonomiannya.
"Jika hal ini mampu dilaksanakan, maka pemimpin tersebut berhasil membawa pembangunan yang maju bagi daerahnya. Bukan hanya berkutat pada isu-isu lokal saja, tanpa melihat perspektif lebih jauh. Bagaimana daerahnya akan maju, dengan memanfaatkan peluang di masa yang akan datang. Semoga," harap Idham.
Jangan Pilih Kandidat Pembohong
Total ada 46 bakal pasangan calon yang telah mendaftar ke KPU masing-masing daerahnya, di masa pendaftaran 27- 29 Agustus 2024. Tentunya harapan besar masyarakat, tertumpu kepada para paslin tersebut yang akan mengikuti kontestasi pilkada serentak 27 November 2024 nanti.
“Tentunya, ada banyak harapan yang ditumpahkan masyarakat kepada para kandidat. Terutama mereka yang terpilih pada pilkada mendatang,” kata pengamat politik Sumatera Selatan, Ade Indra Chaniago, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Namun yang disesalkannya pada pilkada serentak 2024 ini, terjadi bapaslon melawan kotak kosong. Seperti untuk Pilkada Ogan Ilir dan Empat Lawang. Meski pendaftaran diperpanjang 3 hari untuk ketiga daerah itu, namun menurutnya sia-sia. Karena parpol sudah habis diborong.