UMKM Tagih Janji Paslon Pilkada Jualan Program Pro-Rakyat, Pengamat Politik: Jangan Pilih Kandidat Pembohong
--
“Kenapa saya sayangkan, karena elit politik tidak memberikan kesempatan agar banyak pasangan yang dapat maju. Berarti sia-sia saja putusan MK terbaru tersebut. Seharusnya, masyarakat memiliki pilihan berdasarkan hati nurani mereka," kata dia.
Menurutnya, itu menjadi potret kurang baik. "Yang seharusnya di suatu daerah ada 4 sampai atau 5 pasang, ini yang terjadi (Ogan Ilir dan Empat Lawang) tidak ada lawan. Ini tidak disambut baik oleh elit kita," cetusnya.
Dia berharap elit politik jangan mengedepankan adat diam. Sehingga yang ada, oleh rakyat tapi tidak untuk rakyat demokrasi yang ada saat ini. Siapapun yang terpilih nantinya, diharapkan betul-betul untuk mensejahterakan rakyat.
"Jangan lagi isu politik dijadikan jargon-jargon semata. Misalnya calon gubernur, bupati dan wali kota memberikan janji, namun ketika jadi (terpilih), tidak terealisasi," imbuhnya. Kata Ade, biasanya isu yang dikemukakan adalah isu pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Boleh saja mereka berebut program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendidikan. Karena calon pemimpin harus memiliki punya sense pendidikan dan lainnya.
"Kenapa calon pemimpin harus miliki sense? Agar ke depan tidak lagi terjadi permasalahan. Seperti kita ketahui, permasalahan PPDB. Masalah zonasi, ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki sekolah. Ini seperti mengkebiri hak-hak warga negara. Nah seperti apa pola tawar mereka," papar kandidat Doktor salah satu universitas ini.
Ade berharap, para kandidat tersebut memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Jadi masyarakat nantinya ada pilihan. “Kandidat ini cenderung ke mena, pendidikan, insfrastruktur, atau kesehatan. Jadi masyarakat bisa memilih,” ulasnya.
Selain itu, dalam politik kandidat juga bisa memunculkan program kesejahteraan bagi masyarakat. "Jadi jangan hanya janji-janji atau jargon saja. Kepada masyarakat, juga agar cerdas memilih,” pintanya.
Jadi sebelum memilih, masyarakat tahu apa saja program yang bakal dibawa masing-masing kandidat kepala daerah tersebut. “Masyarakat juga harus tahu, kandidat ini pembohong atau bukan. Kalau pembohong, ya jangan dipilih,. Coret dari kepala atau pikiran, kalau ada yang membohongi rakyat," pungkasnya. (tin/uni/bis/nni/way/iol/air)