Tak Seperti 'Buaya Darat', Species Buaya Muara Menyerang Manusia Dalam Kondisi Begini
Buaya muara. -Foto: ist-
Kawasan hutan bakau yang lebat menyediakan sumber makanan seperti ikan, kepiting, dan mamalia kecil.
Habitat buaya muara mengalami penyusutan dan fragmentasi akibat alih fungsi lahan menjadi pemukiman, industri, dan pertanian.
BACA JUGA:Kembali Ditemukan Buaya Muara, Pj Sekda OKI Ingatkan Warganya
BACA JUGA:2 Buaya Muara Sepanjang 3 Meter Ditangkap Warga OKI dalam Sepekan, Nih Penampakannya!
Pencemaran air di sungai dan rawa akibat limbah industri dan sampah turut membahayakan kesehatan buaya dan mangsanya.
Buaya muara merupakan jenis satwa liar dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Dalam ekosistem, buaya muara memiliki fungsi penting yaitu sebagai top predator atau pemangsa puncak.
Buaya muara sangat berbahaya bagi manusia. Mereka adalah buaya pemangsa manusia sejati.
BACA JUGA:Resahkan Warga Rambutan, Buaya Muara Sepanjang 2,5 Meter Ditangkap BKSDA Sumsel Dibantu Warga
Buaya ini sering menyerang manusia yang memasuki wilayahnya.
Dari total 26 spesies buaya di dunia, buaya muara adalah jenis yang paling besar dan diklaim sering menyerang manusia.
Dikenal sebagai buaya agresif ini mudah dikenali dari moncongnya yang rata dan lebar.
Di antara spesies buaya terbesar dalam hal ukuran fisik, buaya ini dapat tumbuh hingga sekitar 4 hingga 5 meter saat dewasa.
BACA JUGA:Heboh, Buaya Menyeberang Di Jalan Palembang - Rambutan