Bahaya Kanker dari Makanan Panggang: Perhatikan dan Pahami 5 Cara Mudah Mengurangi Risiko

Reporter: Agustina |

Editor: Novis |

Rabu , 14 Aug 2024 - 09:06

Hindari Kanker dengan Memanggang Sehat, Perhatikan Tips Aman Memasak. Foto: ruparupa--

SUMATERAEKSPRES.ID - Banyak orang berpikir, makanan yang diolah dengan metode di bakar atau dipanggang akan cendrung lebih sehat.

Padahal, Makanan yang dimasak dengan metode pembakaran atau pemanggangan pada suhu tinggi, seperti memanggang daging di atas arang, dapat memicu terbentuknya senyawa kimia berbahaya yang berpotensi meningkatkan risiko kanker.

Setidaknya ada dua senyawa yang paling sering dikaitkan dengan risiko ini, yaitu Heterocyclic Amines (HCAs) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs).

Adapun Heterocyclic Amines (HCAs) rerbentuk ketika daging (terutama yang berprotein tinggi seperti daging merah, ayam, atau ikan) dimasak pada suhu tinggi, seperti saat dibakar, dipanggang, atau digoreng.

Sedangkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) terbentuk saat lemak dari daging yang dipanggang menetes ke api atau permukaan yang sangat panas, menghasilkan asap yang mengandung PAHs. Asap ini kemudian dapat menempel pada permukaan makanan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap HCAs dan PAHs dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar, pankreas, dan prostat.

Meskipun demikian, risiko ini dapat diminimalkan. Ini 5 Cara Mengurangi Dampaknya!

1. Memasak pada suhu lebih rendah atau dengan metode memasak lainnya (mengukus, merebus, atau memanggang dengan oven).

2. Mengurangi waktu memasak pada suhu tinggi.

3. Menghindari kontak langsung antara daging dan api.

4. Membalik daging secara teratur saat memanggang untuk mencegah pembakaran yang berlebihan.

5. Menghilangkan bagian yang gosong atau terbakar pada makanan sebelum dikonsumsi.

bahaya kanker dari makanan panggang: perhatikan dan pahami 5 cara mudah mengurangi risiko                            sumateraekspres.id - banyak orang berpikir, makanan yang diolah dengan metode di bakar atau dipanggang akan cendrung lebih sehat. 
padahal, makanan yang dimasak dengan metode pembakaran atau pemanggangan pada suhu tinggi, seperti memanggang daging di atas arang, dapat memicu terbentuknya senyawa kimia berbahaya yang berpotensi meningkatkan risiko kanker. 
setidaknya ada dua senyawa yang paling sering dikaitkan dengan risiko ini, yaitu heterocyclic amines (hcas) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (pahs). 
adapun heterocyclic amines (hcas)  rerbentuk ketika daging (terutama yang berprotein tinggi seperti daging merah, ayam, atau ikan) dimasak pada suhu tinggi, seperti saat dibakar, dipanggang, atau digoreng.
 baca juga: temukan 3 jenazah dari ambruknya jembatan p6 lalan, penyidik ditpolairud periksa kru 2 tugboat
baca juga:kemiskinan ekstrem di oku timur 2021-2024: tren penurunan yang signifikan, mantap! 
sedangkan polycyclic aromatic hydrocarbons (pahs) terbentuk saat lemak dari daging yang dipanggang menetes ke api atau permukaan yang sangat panas, menghasilkan asap yang mengandung pahs. asap ini kemudian dapat menempel pada permukaan makanan.
beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap hcas dan pahs dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar, pankreas, dan prostat. 
meskipun demikian, risiko ini dapat diminimalkan. ini 5 cara mengurangi dampaknya! 
1. memasak pada suhu lebih rendah atau dengan metode memasak lainnya (mengukus, merebus, atau memanggang dengan oven).
2. mengurangi waktu memasak pada suhu tinggi.
3. menghindari kontak langsung antara daging dan api.
4. membalik daging secara teratur saat memanggang untuk mencegah pembakaran yang berlebihan.
5. menghilangkan bagian yang gosong atau terbakar pada makanan sebelum dikonsumsi.
baca juga:keunikan batu akik red rafflesia: permata langka dari bengkulu yang menawan
baca juga:batu akik white rafflesia: begini keindahan dan khasiatnya untuk kesehatan!
nah, dengan melakukan 5 cara ini, maka setidak dapat menikmati makanan yang dimasak dengan dibakar atau dipanggang dengan risiko yang lebih rendah terhadap dampak yang ditimbulkan, terutama yang dikhawatirkan kanker.