https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Lakukan Pengemposan, Gunakan Belerang

PENGENDALIAN: Petani dibantu petugas melakukan Gerakan Pengendalian Tikus Sawah oleh Kelompok Tani Kepayang di Desa Danau Rata Kecamatan Sungai Rotan Muara Enim. -PENYULUH FOR SUMEKS-

MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Tikus sawah merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang hampir terjadi di setiap musim tanam. Hama ini selalu menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil panen.

Pusdatin Pertanian mencatat tikus sawah adalah hama utama tanaman padi dengan tingkat serangan puso tertinggi. Luas serangan tikus sawah di Indonesia mencapai 66,087 ha per tahun dengan 1,852 ha di antaranya mengalami puso.

Kondisi ini tentu sangat merugikan petani karena besarnya kerusakan dan kehilangan hasil yang ditimbulkan. Hal ini bahkan menjadi acaman yang sangat serius bagi keberlanjutan usaha tani karena serangan tikus terjadi hampir di seluruh provinsi di Indonesia.

BACA JUGA:Burung Hantu Basmi Hama Tikus

BACA JUGA:Efektif dan Alami: Mengusir Tikus dengan Buah Bintaro, Boleh Dicoba Nih Lur!

Untuk itulah, Rabu lalu dilakukan Gerakan Pengendalian Tikus Sawah oleh Kelompok Tani Kepayang di Desa Danau Rata Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim. Luas hamparan pertanaman adalah 15 ha dengan luas pengendalian 5 ha. Umur tanaman adalah 60 hari setelah tanam dengan varietas Inpari 32.

Dalam melakukan gerakan pengendalian, petani didampingi Silvi Monalisa SP, petugas POPT dan dihadiri Koordinator Penyuluh BPP Sukarami, Zulkifli SP dan  Penyuluh Pertanian, Yuyun Winarnie STrP dan Krido Ilham Butomo SP.

‘’Bahan pengendali yang digunakan Rodentisida berbahan aktif Brodifakum 0,005 persen dan pengemposan dengan menggunakan Belerang bantuan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Muara Enim,’’ ujar Silvi.

BACA JUGA:Lakukan Gerdal, Puluhan Tikus Dibasmi

BACA JUGA:3 Cara Alami yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Hama Wereng dan Tikus. Bisa Gunakan Bawang Putih

Dikatakan, pihaknya juga merekomendasikan untuk melakukan pengemposan pada lubang aktif dengan bahan aktif belerang. Selain itu, dengan cara alami bisa dengan cara pelestarian burung hantu Tyto alba,  pembuatan rumah burung hantu (Rubuha) dan pemasangan tenggeran T di areal persawahan.

Silvi juga mengatakan, pengendalian tikus bisa juga dilakukan dengan menggunakan Bioyoso.  ‘’Petani juga kita minta tetap melakukan sanitasi lingkungan dan pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT,’’ ujarnya. (sms)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan