Musim Kemarau 2024 Tidak Sepanjang dan Sekering Tahun 2023, Terjadi La Nina yang Masih Berpotensi Turun Hujan
KARHUTLA: Pantauan udara kondisi karhutla di Desa Muara Medak, Kecamatan Beyung Lencir, Kabupaten Muba, yang terjadi Jumat (19/7). -FOTO: IST-
SUMATERAEKSPRES.ID - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2024 ini, diharapkan tidak separah tahun 2023. Mendasari prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini tidak sepanjang dan sekering tahun lalu.
"Tahun ini ada La Nina, jadi kemaraunya tidak seperti tahun lalu,” kata Wan Dayantolis MSi, Kepala BMKG Sumsel, Sabtu, 20 Juli 2024.
Untuk diketahui, La Nina adalah fenomena suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo SKom, menambahkan normalnya wilayah Sumsel telah memasuki musim kemarau di bulan Juli dan Agustus.
BACA JUGA:Belum Terdeteksi Hotspot, OKI Siapkan Patroli dan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla
Diperkirakan curah hujan akan terus menurun. "Namun saat ini diperkirakan akhir Juli hingga September nanti, fenomena La Nina lemah akan masuk dan berpotensi meningkatkan curah hujan saat musim kemarau ini," terangnya.
Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk tidak melakukan kegiatan pembakaran lahan dan hutan, yang dapat menyebabkan karhutla dan asap saat musim kemarau berlangsung.
"Hemat air, jaga kondisi tubuh, hindari kegiatan luar ruangan di tengah siang hari, karena cuaca panas dan penambahan partikel debu yang meningkat. Tetap waspada potensi hujan yang masih bisa terjadi saat musim kemarau berlangsung," imbaunya.
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Irup Apel Siaga Karhutla di Sumsel. Kerahkan 1.200 Personel-Peralatan Pemadam
BACA JUGA:Musim Kemarau Tiba, Ajak Berkolaborasi dan Gencar Sosialisasi Karhutla
Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK, mengatakan karhutla sudah menjadi agenda tahunan. “Walaupun prakiraan dari BMKG, tahun 2024 ini tidak seterik 2023, tapi saya minta seluruh pihak untuk bersama-sama, mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” pintanya.
Terutama masyarakat-masyarakat yang di daerahnya, menjadi langganan. “Ada 2 daerah, rawan karhutla, dan potensi karhutla,” jelas Rachmad, didampingi Kabid Humas Kombes Pol Sunarto, usai apel dan simulasi penanganan karhutla tahun 2024, di Griya Agung, Sabtu (20/7).