BPBD Provinsi Sumsel Gelar Rakor Aktivasi Sistem Komando

Penanganan Darurat Bencana Asap Akibat Karhutla

Upaya kesiapan menghadapi kemarau yang diprediksi akan terjadi pada pertengahan tahun 2023 ini, Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel menyelenggarakan, rapat Koordinasi dengan berbagai stakeholder diantaranya, Korem Gapo 044, Polda Sumsel, Lanud Palembang dan BMKG Sumsel.

Rakor Aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana Asap Akibat Karhutla yang digelar Senin (27/2/2023) di Kantor BPBD Sumsel dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Sumsel H. Iriansyah, S.Sos, SKM, M.Kes. Dalam Sambutannya, Iriansyah mengatakan, dari prakiraan cuaca Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, pada 2023 akan terjadi musim kemarau kering dan berpotensi menjadi elnino dan ancama terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Untuk itu rakor ini dilaksanakan sebagai antisipasi bersama stake holder TNI, Polri, dan OPD terkait. Di Sumsel ada beberapa wilayah yang rawan Karhutla yakni OKI, OI, OKU, Muba, Pali, Banyuasin, OKUT, Mura, Muratara dan Muara Enim. Seluruh daerah sudah menyiapkan posko di lapangan dan melaksanakan pelatihan, pendidikan dan sosialisasi dan meningkatkan petugas Regu Pemadam Kebakaran (RPK) mulai dari tingkat bawah sap[ai kedesa dan kecamatan.

“Karena ditingkat kabupaten sudah meningkatkan status siaga, ditingkat provinsi juga akan ditetapkan status siaga lebih awal dengan memobilisasi memberian pelatihan, persiapan peralatan termasuk water booming, kita juga mengedukasi masyarakat agar tidak merusak dan membakar hutan, kita menjaga alam maka alam akan menjaga kita,” ujarnya.

Sementara itu, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI M. Naudi Nurdika, S.I.P., M.Si., M. Tr (Han) selaku Komandan Operasi Karhutla menyampaikan, Karhutla dalam pelaksanaannya tiap tahun pasti ada. Untuk itu, saya mengajak seluruh organisasi dan instansi berjalan sesuai fungsi masing -masing. “Diharapkan, di seluruh organiasi ada rasa tanggung jawab atas penekanan Karhutla dan diharapkan juga sinergitas seluruh instansi selalu terjaga, karena kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri,” ujar Danrem.

Sementara itu, Komandan Lanud Kolonel Pnb Sigit Gatot Prasetyo, M.M.O.A.S. mengatakan, pencegahan Karhutla untuk jangka panjang adalah mengubah mindset masyarakat mulai dari usia dini. Menurutnya, pencegahan dan penanggulangan Kerhutla seharusnya masuk kurikulum di sekolah untuk mengedukasi siswa bagaimana mencegah karhutla, sehingga 5-10 tahun kedepan anak anak sudah punya mindset yang baik mengenai Karhutla.

Sementara, ditempat yang sama, Kepala Sta. Met. Kelas II Sultan Mahmud Badaruddin II BMKG Palembang Desindra Deddy Kurniawan dalam kesempatan tersebut memaparkan kondisi dan situasi keadaan terkini Karhutla di wilayah Sumsel. Menurut perkiraan BMKG Sumsel, prospek kondisi cuaca dan iklim telah disampaikan pada tahun 2023 dilihat dari kondisi atmosfer saat ini terlihat sampai bulan Juli angin musim melemah diperkirakan hujan berkurang. “Saat ini, di Samudara Pasifik terlihat dingin akan menyebabkan la nina atau kondisi netral dan sampai Desember diperkirakan masih biru atau uap air masih masuk ke Indonesia,” terang Desindra.

Sedangkan mewakili Polda Sumsel, Dir Binmas Polda Sumsel Kombes Pol Sofyan Hidayat Sik MM. Sofyan mengingatkan masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan. Untuk membantu masyarakat yang kesulitan pada masa kemarau, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat.  (ADV)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan