Korban TPPO Diduga Jadi Operator Judi Online, BP3MI Sumsel Ungkap Sebagian Sudah Diselamatkan

Mangiring Hasoloan Sinaga SSi Kepala BP3MI Sumsel--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang dialami 7 warga Ogan Ilir (OI) dan 1 warga OKI dalam pantauan BP3MI Sumsel. Informasi terakhir, kedelapan korban sudah berhasil diselamatkan.

Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumsel, Mangiring Hasoloan Sinaga SSi, mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak BP2MI pusat dan dengan KBRI di Phnom Penh, Kamboja. Sinaga menambahkan, sudah menyampaikan surat secara formal ke BP2MI Pusat terkait permasalahan ini.

"Dari hasil komunikasi yang kami lakukan, diketahui saat ini sebagian dari mereka telah berada di shelter atau tempat penampungan sementara di KBRI Kamboja. Untuk rencana pemulangan kami masih menunggu informasi lebih lanjut," katanya, kemarin (18/6).

Ia mengatakan, keberangkatan para korban ke Kamboja secara ilegal, tanpa mengurus izin resmi. "Sebagai gambaran, ini sama halnya seperti kasus-kasus serupa yang pernah terjadi. Berangkat Ilegal. Mereka ini saling ajak untuk bekerja di negara-negara Indo Cina seperti Kamboja, Laos dan Vietnam," ungkapnya.

Sinaga mengimbau kepada masyarakat terutama pencari kerja ke luar negeri agar berhati-hati apabila mendapatkan tawaran untuk bekerja di negara-negara kawasan Indo Cina itu. "Karena rata-rata akan dipekerjakan sebagai operator judi online dan tindak penipuan online oleh sindikat internasional," tegasnya.*

BACA JUGA:8 Warga OI dan OKI Korban TPPO di Kamboja, Orang Tua Minta Bantuan Presiden

BACA JUGA:Minta Evaluasi Magang MBKM, Terkait Dugaan TPPO Bermodus Ferienjob

Sinaga menambahkan jika kasus tersebut memang baru terjadi dan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pihak keluarga "Sebelumnya memang ada pengaduan dan sudah di shelter KBRI Kamboja sebanyak satu orang. Satu orang lagi sudah dikomunikasikan dengan pihak KBRI," sebutnya.

Untuk mengakomodir pengaduan dari masyarakat Sinaga menyebut BP3MI Sumsel menyiapkan hotline di nomor 0811 788778 7 atau 082179952864.

Sementara, keluarga para korban dugaan TPPO memilih irit bicara setelah kasus ini mencuat. Padahal sebelumnya mereka sempat terbuka dan minta pertolongan kepada Presiden Joko Widodo dan Prabowo lewat video yang mereka rekam. 

Tapi saat coba didalami tentang keberangkatan para korban ke luar negeri, keluarga mereka enggan untuk berkomentar. Seolah ada hal yang ditutupi. Hanya diketahui, kediaman tujuh korban saling berdekatan di Tanjung Raja Utara, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir. Sedangkan satu lagi asal OKI.

“Yang jelas, anak saya tidak betah di Kamboja,” ucap Sayuti, ayah salah seorang korban asal Tanjung Raja. Dalam video yang viral, Sayuti menjelaskan kalau anak-anak mereka diduga diperjualbelikan oleh PT PTS di Kamboja.*

BACA JUGA:Beredar Daftar 41 Kampus yang Diduga Terlibat TPPO Ferienjob ke Jerman, Ada dari Palembang Juga, Loh!

BACA JUGA:1.047 Mahasiswa dari 33 Universitas Jadi Korban TPPO Modus Kerja Program Ferienjob di Jerman. Ini 5 Pelakunya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan