BPDPKS & DITJENBUN TERUS MENDORONG PEKEBUN SAWIT SUMSEL MAJU MELALUI PELATIHAN BERSAMA BEST PLANTER INDONESIA
--
SUMATERAEKSPRES.ID - BEST PLANTER INDONESIA (BPI) kembali menambahkan materi penting terkait bisnis perkebunan kelapa sawit kepada para pekebun sawit asal MUBA, OKI, MUARA ENIM dalam pelatihan yang diselenggarakan BPI di Palembang yaitu tentang pentingnya merawat tanah perkebunan untuk masa depan generasi berikutnya.
Tanah perkebunan merupakan aset sekaligus sumber daya terpenting bagi pekebun sawit yang harus terus diingatkan pemeliharaannya agar tetap bisa produktif menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) tanpa gangguan penyakit khususnya penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) akibat serangan Ganoderma yang dapat merusak polulasi tanaman yang pada akhirnya membuat produktifitasnya menurun tajam.
Ir. Syarif Bastaman, M.Sc yang menjadi narasumber ekosistem dalam praktek budidaya tanaman sawit menyatakan bahwa masif nya serangan Ganoderma di banyak perkebunan saat ini menjadi alarm menurunnya kesehatan tanah perkebunan.
Munculnya Ganoderma sebagai jamur Patogen Tular Tanah hampir bisa dipastikan disebabkan oleh kerusakan ekosistem dalam tanah yaitu terjadi ketidak seimbangan antara populasi mikroba patogen dengan populasi predator alaminya yaitu Trichoderma.
BACA JUGA:KUD Berhasil Remajakan Sawit, Anggotanya Kini Nikmati Hasil Jutaan Rupiah
Ketidakseimbangan atau kerusakan ekosistem ini menyebabkan jumlah lahan yang terdegradasi semakin meningkat, populasi cacing tanah, jumlah dan keragaman mikroba menurun, kesuburan dan kesehatan tanah menurun dan dosis pemupukan meningkat karena KTK (kapasitas tukar kation) tanah terus menurun secara tajam di tanah-tanah yang serangan Ganoderma nya masif.
Didalam kelas tim pelatih BPI menguraikan cara yang mudah untuk memperbaiki ketidakseimbangan ekosistem di lahan para pekebun sawit. Pada pelatihan tersebut dijelaskan bahwa memelihara KESEHATAN dan KESUBURAN tanah intinya adalah bagaimana kita menjaga tanah agar memenuhi kriteria baik secara fisik, kimia maupun sifat biologisnya.
Dalam memelihara kesehatan dan kesuburan tanah yang paling mudah dan murah bagi para pekebun sawit adalah dengan (1). “mengundang” keberadaan CACING TANAH dan MIKROBA TANAH, dimana detilnya disampaikan selama sesi pelatihan yang mendapat antusiasme tinggi dari para peserta pelatihan.
Syarif Bastaman mengutip literatur Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan bahan organik, KTK, pH, N-total, P-tersedia, K-tersedia, Ca dan Mg dapat tukar. Cacing tanah juga dapat meningkatkan ukuran dan kemantapan agregat tanah.
BACA JUGA:GELOMBANG 4 PELATIHAN SAWIT BPI DIIKUTI 102 PEKEBUN DARI OKI DAN MUARA ENIM
BACA JUGA:Program Beasiswa SDMPKS Tahun 2024: Peluang Emas Bagi Anak Pekebun Sawit
Ini semua adalah pengetahuan penting yang harus dimiliki oleh para pekebun untuk menjaga masa depan tanah perkebunan yang merupakan aset penting dan utama bagi bisnis perkebunan, demikian Syarif Bastaman melanjutkan penjelasannya.
Aktivitas cacing tanah secara konstan dapat meningkatkan pH pada tanah asam. Ini karena, cacing dapat mengeluarkan kapur dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) atau dolomit pada lapisan di bawah permukaan tanah (Luh Kartini, 2012).
Cacing tanah adalah sebuah MESIN ALAMI yang mengalahkan kekuatan mesin konvensional karena cacing tanah tidak pernah berhenti bekerja selama mereka hidup dan tidak pernah kekurangan bahan bakar seperti layaknya mesin buatan manusia, demikian Syarif Bastaman mengakhiri penjelasannya. (Adv/ril)