Genjot Produksi lewat Program Optimalisasi Lahan
PANEN RAYA: Pj Bupati OKI Ir Asmae Wijaya MSi saat melakukan panen raya di Dusun Pagar Dewa Desa Sungai Sibur, kemarin. Areal panen ini merupakan program opla seluas 900 hektare. FOTO: NISA/SUMEKS--
KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sedikitnya ada 65 ribu hektare sawah yang akan dioptimalisasi. Khusus di Desa Sibur ada 900 hektare yang sudah tahap pengerjaan. Kegiatan melalui optimalisasi lahan (oplah) dapat menggenjot produksi.
Pj Bupati OKI, Ir Asmar Wijaya MSi mengatakan, sebagai penopang lumbung pangan nasional Kabupaten OKI terus mengoptimalisasi lahan pertanian guna menggenjot produktivitas padi.
BACA JUGA:Lindungi Luas Sawah, Usulkan LST
BACA JUGA:Sawah Rusak Dimasuki Kerbau, Petani Minta Ganti Rugi
"Tahun ini didukung Kementerian Pertanian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), seluas 65.000 hektare lahan sawah di OKI akan dioptimasi," terangnya di sela-sela panen raya di Dusun Pagar Dewa Desa Sungai Sibur, kemarin (30/5).
Areal panen raya ini mendapat program Optimalisasi Lahan (Opla) seluas 900 hektare. ‘’Jadi nanti yang tanam satu kali bisa dua kali dalam setahun, yang sudah dua kali bisa tiga kali pertanaman,’’ ujarnya.
Terpisah, tokoh masyarakat setempat, H Baidawi mengaku, petani di desanya kini sudah bisa panen padi dua kali dalam setahun (IP 200).
‘’Mulai panen 11 Mei lalu sampai hari ini, hitungannya sekitar 7.600 ton Gabah Kering Panen (GKP) yang diproduksi petani. Sebagian lahan yang sudah panen mulai pertanaman IP 200,’’ ujarnya.
Petani optimis produksi akan semakin meningkat jika program Opla yang sedang dikerjakan Kementan, bersama TNI dan Pemkab OKI bakal menambah Indeks Pertanaman (IP) di wilayah ini.
‘’Hanya permasalahan petani di desa ini soal pengelolaan air, masih ada sekitar 800 hektare sawah yang terlambat panen karena kemarin terdampak banjir.
Kalau dipercepat pembangunan tanggulnya melalui program Opla kami bisa dua kali bahkan tiga kali dalam setahun," imbuhnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI, Ir Sahrul MSi menjelaskan, optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di OKI dimulai dengan tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi
. ‘’Sehingga saat musim hujan, kondisi lahan tidak lagi terendam lama agar lahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, sementara di musim kemarau masih ada cadangan air,’’ katanya.
Ditambahkannya, Optimalisasi Lahan (Opla) di OKI diawali proses Survei Identifikasi Desain (SID) lahan Rawa. SID bertujuan mengidentifikasi calon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa dan pasang surut.