Lakukan Pengendalian, Cegah Penurunan Produksi

SERANGAN: Tanaman padi di Desa Raja Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) diserang penyakit blas. FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS--

PALI, SUMATERAEKSPRES.ID -  Serangan penyakit blas pada budidaya tanaman padi merupakan salah satu ancaman yang cukup serius. Penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman di persemaian, tanaman muda tetapi juga menyerang tanaman yang telah muncul malai. 

Gejala serangan ditunjukkan dengan adanya bercak cokelat berbentuk belah ketupat dan memanjang searah dengan urat daun sementara pada tanaman padi yang telah berbuah.

BACA JUGA:Bukan Hama Utama, tapi Sangat Merugikan

BACA JUGA:Ramah Lingkungan, Efektif Basmi Hama, Penggunaan Bio Insektisida

Serangan penyakit ini  ditandai dengan adanya bercak cokelat kehitaman dan busuk pada malai. Akibatnya malai mudah patah bila tertiup angin sehingga perlu dikendalikan untuk mencegah penurunan produksi padi. 

Penyakit blas adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur patogen Pyricularia grisea. Sumber inokulum dari jamur ini berasal dari sisa-sisa tanaman yang terserang ataupun rumput-rumputan yang merupakan inang alternatif dan tumbuh di areal pertanaman padi. 

‘’Musim hujan dengan kelembapan yang tinggi mendukung jamur ini untuk berkembang dan menginfeksi tanaman,’’ ujar Petugas POPT, Muhammad Irfan SP.

Penyakit ini ditemukan Irfan saat melakukan  monitoring organisme pengganggu tanaman (OPT) padi di Desa Raja Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.  Di lahan tersebut ditanam dua varietas, Inpari 32 dan lokal.

Luas lahan padi tersebut berkisar sekitar 2 ha dan umur tanaman 17 hari setelah tanam.  ‘’Hasil monitoring yang saya lakukan, OPT penyakit blas sudah menyerang lahan padi dengan luas serangan 0,2 hektare dengan  intensitas 2,3 persen,’’ katanya yang hanya menemukan capung sebagai musuh alami penyakit blas. 

Untuk petani di lokasi serangan, lanjutnya, diminta segera melakukan pengendalian penyakit blas dengan menggunakan APH Paenibacillus polymyxa. 

BACA JUGA:Kerugian Capai 30 persen, Basmi Hama PBP

BACA JUGA:Menyerang di Malam Hari, Siang Bersembunyi, Aktivitas Hama UGF pada Tanaman Jagung

‘’Jika intensitas serangan meningkat melewati ambang ekonomi, kendalikan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Methil tiofanat,’’ katanya.

Petani juga diminta untuk tetap melakukan sanitasi lingkungan dan pemupukan berimbang. ‘’Kita juga minta agar petani tetap terus melakukan monitoring lanjutan untuk memantau perkembangan OPT,’’ pungkasnya. (sms/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan