Ramah Lingkungan, Efektif Basmi Hama, Penggunaan Bio Insektisida
PENGENDALIAN: Petugas PPEP-POPT Wiji Lestari SP memberikan penyuluhan kepada petani anggota Kelompok Tani Bina Harapan dalam Gerakan Pengendalian Preemtif OPT Wereng Batang Coklat di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir.-foto: andika/sumeks-
INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kelembapan yang tinggi karena curah hujan yang tinggi atau jarak tanam yang rapat dapat memicu perkembangan Wereng Batang Coklat (WBC). Karenanya, kedua kondisi ini perlu diwaspadai. Disamping itu, peningkatan populasi juga disebabkan tingginya kandungan Nitrogen (N) pada tanaman. Unsur N yang diserap tanaman merupakan sumber nutrisi bagi WBC.
Terkait hal ini, petugas Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (PPEP- POPT), Wiji Lestari, S.P dan Penyuluh Pertanian, Antonius Bona, SP melakukan monitoring di lahan pertanian masyarakat sekitar. ‘’Kami lakukan Gerakan Pengendalian Preemtif OPT Wereng Batang Coklat bersama Kelompok Tani Bina Harapan. Lokasinya berada di Desa Sungai Pinang Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan," jelas Wiji.
Di hamparan padi seluas 10 hektare dengan umur tanaman 16-50 hari setelah tanam (hst). Varietas lokal telah dikendalikan seluas 2,5 Ha. Pengendalian menggunakan Bio-insektisida dengan komposisi Beauveria bassiana/Metarhizium anisopliae. ‘’Bio-insektisida yang mengandung Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae merupakan agen pengendali hayati yang efektif terhadap berbagai hama serangga," ungkapnya.
Beauveria bassiana adalah jamur entomopatogenik yang telah banyak digunakan untuk pengendalian hama penting pada tanaman. Metarhizium anisopliae juga dikenal dapat menginfeksi serangga dari kelompok ordo Orthoptera, Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera, dan Hymenoptera.
BACA JUGA:Pestisida Ini Bisa Atasi Hama pada Tanaman, Ramah Lingkungan Lagi
BACA JUGA:Menyerang di Malam Hari, Siang Bersembunyi, Aktivitas Hama UGF pada Tanaman Jagung
Penelitian telah menunjukkan Beauveria bassiana lebih efektif dibandingkan dengan Metarhizium anisopliae. ‘’Khususnya dalam mengendalikan hama gudang seperti Sitophilus oryzae, yang menyerang beras. Beauveria bassiana mampu menyebabkan kematian hingga 98,8 persen pada hari ke-10 setelah perlakuan. Sedangkan Metarhizium anisopliae hanya mampu mengakibatkan kematian hingga 33,3 persen,’’ jelasnya.
Mengaplikasikan bio-insektisida yang mengandung Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae di lapangan harus kontak langsung dengan organ tubuh serangga. "Aplikasi bio-insektisida ini dianjurkan pada sore hari untuk menghindari paparan sinar matahari langsung yang dapat mengurangi efektivitas jamur," jelasnya.
Dianjurkan untuk melakukan aplikasi sebanyak tiga kali untuk memastikan efektivitas dalam mengendalikan hama. Dosis dan Interval Aplikasi dikontrol dari Beauveria bassiana bisa berkisar antara 100, 150, dan 200 gram per 14 liter air. Interval aplikasi bisa antara 7, 10, dan 14 hari, tergantung pada populasi hama dan kondisi lingkungan.
Dikatakan, setelah aplikasi, penting untuk mengamati populasi hama, kesehatan tanaman, tinggi tanaman, jumlah anakan, dan produksi biji-bijian untuk menilai efektivitas bio-insektisida. ‘’Bio insektisida bassiana bersifat ramah lingkungan dan aman terhadap musuh alami, hewan ternak, serta tidak mencemari sumber air atau lingkungan,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Terapkan Bio Insektisida Metarhizium, Cegah Hama WBC
BACA JUGA:Intensitas Serangan Hama Capai 1,2 Persen, Lakukan Pengendalian Hama
Pastikan untuk mengikuti petunjuk aplikasi yang spesifik untuk bio-insektisida yang digunakan. Karena formulasi dan konsentrasi dapat bervariasi tergantung pada produknya. "Rekomendasi yang dapat dilakukan setelah pengendalian Bio-insektisida yakni melakukan evaluasi 5-7 hari setelah pengendalian," tukasnya.
Dikatakan, jika intensitas serangan meningkat maka lakukan pengendalian lanjutan. ‘’Pengamatan secara intensif harus tetap dilakukan untuk memantau perkembangan OPT,’’ katanya. (dik)