Bukan Hama Utama, tapi Sangat Merugikan

HAMA: Hamparan tanaman padi yang berada di Desa Talang Sari Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir, diserang hama putih palsu (HPP). Serangan hama ini mengganggu proses fotosintesis pada tanaman padi yang membuat suplai makanan akan berkurang. FOTO: AN--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Hama putih palsu (HPP) dikenal sebagai hama yang sering menyerang tanaman padi. Meski bukan hama utama bagi tanaman padi, tetapi HPP yang dikenal dengan nama ilmiah Cnaphalocrocis medinalis ini dapat berdampak merugikan bagi petani. 

Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT) Ogan Ilir, Irawan Saputra, SP melaksanakan monitoring organisme pengganggu tumbuh (OPT) padi ini. 

BACA JUGA:Ramah Lingkungan, Efektif Basmi Hama, Penggunaan Bio Insektisida

BACA JUGA:Kerugian Capai 30 persen, Basmi Hama PBP

‘’HPP  merupakan salah satu hama pada tanaman padi. Gejala serangannya ditandai dengan daun yang terlipat dan di dalamnya terdapat larva," ujarnya. 

Larva kemudian memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan. Kemudian meninggalkan permukaan daun yang berwarna putih.  Serangan HPP pada awal tanam lebih berpotensi merugikan. 

Dikatakan, kerusakan daun akan berpengaruh pada proses fotosintesis tanaman padi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Karenanya perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah kerusakan tanaman lebih lanjut.

"Kita melaksanakan monitoring OPT padi di Desa Talang Sari Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir. Terdapat luas hamparan pertanaman adalah 20 ha dengan umur 5-40 hst dan yang ditanam adalah jenis padi Inpari 32 dan lokal," sebutnya. 

Hasil monitoring, OPT yang ditemukan adalah HPP dengan luas serangan 0,5 hektare dan intensitas serangan 2,3 persen. Gejala serangan Hama Putih Palsu pada tanaman padi membuat daun bergulung.

Selain itu, memiliki garis-garis putih transparan sepanjang 15-20 cm. Setiap daun memiliki garis-garis putih yang sejajar dengan ibu tulang daun.

Larva hama putih palsu memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun. Hal ini menyebabkan terganggunya proses fotosintesis dan menyebabkan kerusakan permukaan bawah daun yang berwarna putih.

‘’Jika serangan hama terjadi saat padi memasuki fase anakan dan fase pematangan, kerusakan pada daun dapat mencapai lebih dari 50 persen,’’ katanya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian hama putih palsu. "Untuk para petani kita rekomendasikan melakukan sanitasi lingkungan.

Lalu, melakukan pembersihan lahan agar tidak jadi sarang hama. Lakukan pemupukan antara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) secara berimbang," jelasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan