5 Makanan yang Sebaiknya Dihindari oleh Ibu Menyusui
AJAK: AIMI ajak masyarakat Indonesia perkecil kesenjangan menyusui.-Foto: Freepik-
Terlalu banyak kafein dalam tubuh bayi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan tidur.
Makanan Olahan
Makanan olahan sering kali tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan tambahan gula, tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral.
Oleh karena itu, sebaiknya ibu menyusui membatasi konsumsi makanan olahan agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi mereka dan bayi dengan lebih baik.
BACA JUGA:BOOYAH! Jinakkan Sukun Badak 3-0, Misi Si Bayi Ajaib BSB 'Sapu Bersih' 2 Laga Kandang Tuntas
Makanan Pedas
Meskipun sebagian besar bayi dapat mentolerir konsumsi makanan pedas oleh ibunya, namun beberapa bayi mungkin mengalami kembung atau kolik serta diare setelah ibunya mengonsumsi makanan pedas.
Dalam memberikan ASI, ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui:
Tepat Waktu: Berikan MPASI pada bayi ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, biasanya mulai pada usia sekitar 6 bulan.
Adekuat: Pastikan MPASI yang diberikan memenuhi kebutuhan energi, protein, lemak, dan mikronutrien yang diperlukan oleh bayi.
Aman dan Higienis: Persiapkan MPASI dengan menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman dan higienis.
Responsif: Berikan MPASI secara responsif sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang yang diberikan oleh bayi.
ASI merupakan makanan yang diberikan sejak bayi lahir hingga usia dua tahun, sedangkan MPASI adalah makanan pendamping ASI yang diberikan mulai usia 6 bulan hingga 12 bulan.
Pada tahap awal, bayi diberikan makanan lumat seperti bubur susu, buah kerok, dan sari buah, kemudian pada usia yang lebih besar, mereka dapat diberikan makanan lembek seperti bubur nasi dan buah potong.