Cegah Rusak Otak Permanen dengan Ingat Golden Hour

PERMANEN: Cegah kerusakan otak permanen ingat golden hour--dirjen yankes

BACA JUGA:Cegah Stroke sejak Dini, Sedia Layanan MCU, Biaya Pemeriksaan Rp1,5-2 Juta

"Kalau aneurisma yang lebar, kami memasang stent (selang dari jala-jala yang terbuat dari besi) untuk menutupi lubang di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah mengalir ke arah yang benar, tidak masuk kembali ke dalam kantong aneurismanya," tambah Kevin.

Lalu gejala yang perlu diperhatikan agar 'golden hour' tidak sampai terlewat antara lain:

Jika pembengkakan (aneurisma) tapi kantong belum pecah, gejalanya berupa nyeri kepala berulang, nyeri mata dan gangguan penglihatan.

Jika kantong pembengkakan itu pecah, gejala awal yang dirasakan berupa nyeri kepala yang sangat hebat, leher kaku, dan penurunan kesadaran.

Kemudian pada penyakit stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah (istemik), gejalanya berupa kelemahan pada lengan atau kaki, bicara pelo, salah satu bagian wajah menjadi lebih turun, gangguan bicara atau sulit memahami perkataan orang, linglung atau pusing serta sakit kepala yang berat, gangguan penglihatan dan gangguan keseimbangan.

BACA JUGA:120 Ribu Sel Mati dalam 1 Jam. Stroke Penyebab Kematian Nomor 3. Agar Terhindar, Lakukan Ini

BACA JUGA:RSMH Buka MCU Stroke Paripurna, Terbanyak Pasien Usia Produktif

Selanjutnya, gejala kelainan dinding pembuluh darah, hubungan tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena, serta gangguan pembuluh darah lainnya berupa kejang, nyeri kepala pada lokasi yang bermasalah, rasa kebas pada tangan atau kaki, gangguan penglihatan, gangguan bicara, gangguan keseimbangan dan gangguan pemahaman atau penurunan fungsi kognitif.

Pemeriksaan vaskular sudah dapat dilayani laboratorium kateter (Cath Lab) di mana Kevin berpraktik yaitu Rumah Sakit Royal Progress, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Layanan termutakhir di RSRP yaitu 'Digital Subtraction Angiography' (DSA) yang dipandang memiliki visualisasi vaskular lebih akurat dari pencitraan resonansi magnetik (MRI) atau pemindaian tomografi terkomputasi (CT-Scan).

Dalam berbagai literatur kedokteran, kata Kevin, DSA masih dianggap sebagai 'standar emas' atau 'gold standard' dalam pencitraan vaskular.

Saat publik menjalani DSA dengan tujuan diagnostik, tidak tertutup kemungkinan akan dilakukan pula tindakan intervensi terapeutik selama prosedur diagnostik berlangsung.

Dokter spesialis radiologi, subspesialis radiologi intervensi, dapat melakukan tindakan invasif pada pembuluh darah yang abnormal dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh yang dituju.(lia) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan