Satu Suara, Beribu Pilihan : Menavigasi Perbedaan dalam Pemilu yang Demokratis

Andiwijaya Mahasiswa, Pasca Sarjana ITB Ahmad Dahlan Jakarta, penulis opini Satu Suara, Beribu Pilihan : Menavigasi Perbedaan dalam Pemilu yang Demokratis.-foto: andiwijaya-

Tulisan ini berawal dari perdebatan pilihan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2024 ini pada sebuah grup WhatsApp. Sebagian besar memilih pasangan X dan sebagian kecil lagi memilih pasangan Y.

Grup tersebut menjadi ramai manakala semua masing-masing kuat argumennya dan sudah mengeluarkan percakapan yang tidak baik, yang tidak sesuai dengan instrument demokrasi yang menghargai perbedaan.

Untuk itulah saya mencoba melerai dengan menghasil sebuah tulisan seperti di bawah ini. Demokrasi sering didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.

Namun, demokrasi lebih dari sekadar definisi; ia adalah sebuah sistem yang kompleks yang didasari oleh berbagai elemen, salah satu yang paling penting adalah perbedaan.

BACA JUGA:Tokoh Underrated untuk Memimpin Lubuklinggau, Siapa?

BACA JUGA:Dukung Operasi Mantap Brata

Perbedaan adalah esensi demokrasi. Tanpa perbedaan pendapat, keyakinan, dan ideologi, tidak akan ada kebutuhan untuk sistem yang memungkinkan rakyat untuk memilih pemimpin dan kebijakan mereka.

Demokrasi lahir dari keinginan untuk mengakomodasi perbedaan dan menemukan solusi yang terbaik bagi semua pihak.

Perbedaan pendapat juga mendorong debat dan diskusi yang sehat. Dalam demokrasi yang ideal, semua pihak memiliki kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan diskusi akan membantu mengasah ide-ide, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan menemukan solusi yang komprehensif.

BACA JUGA:Rutin Vaksin, Cegah Penularan Rabies

BACA JUGA:Memutus Siklus Kemiskinan Melalui Pendidikan

Perbedaan adalah kenyataan dalam setiap masyarakat, termasuk dalam hal pilihan politik. Dalam pemilu, perbedaan ini ter-manifestasi dalam beragamnya pilihan kandidat, partai politik, dan platform.

Perbedaan ini bukan sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus dipeluk sebagai kekayaan demokrasi. Proses pemilihan adalah contoh nyata bagaimana perbedaan diwujudkan dalam demokrasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan