Mendebarkan, Inilah Destinasi Belanting River Tubing, Nikmati Wisata Adventure Alami Bersama Keluarga
Destinasi wisata yang ada di Desa Kelumpang Kecamatan Ulu Ogan, Kabupaten OKU, seperti wisata Belanting River Tubing. Foto: Berry/Sumateraekspres.id--
Objek wisata ini dipopulerkan bulan Mei 2021 lalu. Meskipun terbilang baru, BRT ini cukup peminat, khususnya yang senang dengan olah raga di air yang memacu adrenalin ini.
BRT ini cocok untuk keluarga. Untuk anak-anak usia minimal 7 tahun bisa uji adrinalin di “Belanting” River Tubing Desa Kelumpang.
Untuk para remaja putri atau ibu-ibu belum pandai berenang tidak perlu khawatir karena ada pemandu yang akan mendampingi selama menempuh arus 2 KM atau sekitar 2 jam di River Tubing.
Dipandu oleh crew – crew BRT peserta “Belanting” bisa aman. Selain pemandu laki laki juga ada pemandu srikandi (puteri) yang semuanya sudah mengikuti pelatihan seputar River Tubing dibawah instruktur berpengalaman di Indonesia.
Pesan filosofis "Belanting" dimaknai singkatan dari BERSAMA LINDUNGI ALAM HUTAN dan LINGKUNGAN” .
Di saat weekend peserta yang menikmati serunya river tubing bisa mencapai ratusan orang per hari. Pengunjung berasal dari berbagai kalangan dan komunitas. Air yang jernih dan babatuan besar dengan arus yang deras didukung panorama yang diindah.
Di sepanjang jalur river tubing Sungai Ogan masih sangat asri dengan pohon-pohon hijau serta sawah petani dan perkebunan rakyat menjadi daya tarik sendiri untuk berwisata di sini.
Besarnya potensi di sana, juga sejalan dengan keinginan Penjabat Bupati OKU H Teddy Meilwansyah yang ingin menjadikan kawasan Ulu Ogan menjadi kawasan agro wisata unggulan.
Adapun desa yang ingin di kembangkan menjadi kawasan agro wisata adalah desa yang berada di Kecamatan Ulu Ogan. Karena desa ini di nilai cukup memiliki potensi yang cukup tinggi dalam hal bidang pariwisata dan di tunjang pula oleh lahan perkebunan kopi terbesar di Kabupaten OKU.
Namun sayangnya masih ada permasalahan utama yang menjadi pertimbangan pembangunan kawasan pedesaan salah satunya belum tersedianya infrastruktur jalan yang layak dan fasilitas penunjang infrastruktur jalan untuk mengangkut hasil perkebunan.
untuk mendukung masyarakat di wilayah tersebut, antara lain kelompok kerajinan bambu, kelompok budidaya durian, dan kelompok budidaya kopi Ulu Ayah. (bis)