Pemerintah Sukses Tekan Emisi GRK dan Intensitas Energi Primer

TEKAN EMISI : Pembangkit EBT untuk menekan emisi GRK salah satunya PLTB atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang ramah lingkungan. Foto : IST--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Indonesia berhasil mencapai realisasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi sebesar 127,67 juta ton CO2e (CO2 equivalen) pada tahun 2023. Realisasi tersebut melebihi target 109,64 persen dari yang telah ditetapkan sebesar 116 juta ton CO2e.         

Plt Direktur Jenderal EBTKE, Jisman P Hutajulu mengatakan Indonesia terus melakukan langkah konkret dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi GRK dengan peningkatan target menjadi 31,89 persen (sebelumnya 29 persen) dengan kemampuan sendiri, dan 43,20 persen (sebelumnya 41 persen) dengan dukungan internasional.

"Pemerintah menargetkan menurunkan emisi GRK sektor energi sebesar 31,89 persen dengan usaha sendiri dan sebesar 43,20 persen dengan dukungan dunia internasional pada tahun 2030," ujar Jisman saat konferensi pers capaian kinerja subsektor EBTKE tahun 2023, kemarin.

Jisman menjelaskan, realisasi penurunan emisi GRK sektor energi tahun 2023 ditopang oleh beberapa faktor, antara lain implementasi EBT (51,30 juta ton CO2e), aplikasi efisiensi energi (31,76 juta ton CO2e), penerapan bahan bakar rendah karbon (gas alam) (15,55 juta ton CO2e), penggunaan teknologi pembangkit bersih (13,33 juta ton CO2e), serta kegiatan lain (15,63 juta ton CO2e).

BACA JUGA:Kementerian ESDM Meluncurkan Aturan Baru untuk Izin Penggunaan Air Tanah, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

BACA JUGA:Transisi Energi Belum Merata, Fasilitas Pendukung, Daerah Sulit Mandiri Energi

Selain itu, efisiensi energi juga turut berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK sektor energi. “Pada tahun 2023, capaian intensitas energi primer sebesar 132,6 Setara Barel Minyak (SBM)/miliar Rupiah atau 102 persen melampaui dari target 135,2 SBM/miliar Rupiah,” jelasnya.

Indikator penurunan intensitas energi primer tersebut menunjukkan bahwa sektor energi semakin efisien dalam menggunakan energi dari sisi penyedia energi.

Berdasarkan studi International Energy Agency (IEA), Intensitas energi Indonesia tahun 2021 lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar negara G20. Dan peningkatan intensitas energi Indonesia dalam periode 10 tahun (2011-2020) sebesar 3 persen.

Menurut Jisman, capaian penurunan intensitas energi primer sektor ESDM tahun 2023 merupakan kabar baik bagi ketahanan energi nasional. Pemerintah pun akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian tersebut dan mewujudkan target penurunan intensitas energi primer.

BACA JUGA:Percepat Transisi Energi, Dorong Peningkatan Konsumsi Gas Domestik

BACA JUGA:Pemeliharaan Kilang Dimulai, ESDM Minta Utamakan Aspek Keselamatan Kerja

"Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian tersebut dan mewujudkan target penurunan intensitas energi primer," tutup Jisman. (fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan