Harga Sembako Kian Mahal

TANYA HARGA : Seorang konsumen menanyakan harga daging sapi ke pedagang daging di Pasar Km 5, kemarin. Saat ini harga daging sapi semakin mahal, mencapai Rp160 ribu per kg padahal harga normal cuma Rp140 ribu per kg. Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pada bulan Februari 2025 lalu, inflasi di Provinsi Sumsel mencapai 0,49 persen secara year on year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,19.
Di bulan Maret 2024 berpotensi mengalami kenaikan yang lebih tinggi, mengingat masuk momen Ramadhan-Lebaran dengan tingginya permintaan bahan-bahan pokok oleh masyarakat.
BACA JUGA:Operasi Pasar Murah Kolaborasi Pemda dan Kejari OKI, Kajari: Tidak Ada Lagi Warga Kesulitan Sembako
BACA JUGA:Bersyukur Paket Sembako Hanya Rp184.500
Di periode dan momen yang sama tahun 2024, angka inflasi bahkan mencapai 3,24 persen dengan IHK sebesar 105,93 (yoy). Adapun komoditas yang andil menyokong inflasi pada Maret 2024, yaitu beras, daging ayam ras, cabai merah, tarif air minum PDAM, emas perhiasan, bawang putih, tomat, Sigaret Kretek Mesin (SKM), telur ayam ras, dan gula pasir.
Tahun ini, komoditas penyumbang inflasi sepertinya masih cenderung sama, berdasarkan pantauan Sumatera Ekspres di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Lemabang, Pasar Km 5, dan Pasar Km 12 Alang-Alang Lebar.
Terpantau harga daging ayam telah dijual seharga Rp32 ribu per kg dari harga normal Rp28 ribu per kg, daging sapi dari harga normal Rp140 ribu menjadi Rp160 ribu per kg, kemudian cabai merah keriting Rp45 ribu dan rawit Rp60 ribu per kg, minyak goreng Rp20 ribu per liter, gula kemasan Rp18 ribu, telur ayam Rp28 ribu, dan sebagainya.
“Sudah lumrah, Lebaran kan sehari lagi. Jadi sekarang banyak konsumen mebeli daging sapi untuk sajian Lebaran. Permintaan naik cukup tinggi hampir 2 kali lipat di lapak saya.
Saat ini saya jual Rp160 ribu per kg untuk daging rendang, dari semula Rp140 ribu per kg,” terang Iwan, pedagang daging sapi di Pasar Km 5, kemarin.
Sementara untuk tulang Rp100 ribu per kg, dari semula Rp90 ribu per kg. “Stok kami juga tak terlalu banyak bahkan sama saja, meskipun permintaan tinggi.
Suplai dari agennya dibatasi lantaran dibagi per pedagang,” tuturnya lagi. Baginya, Lebarang menjadi berkah sebab harga daging melambung dari biasanya, sementara pembeli tetap banyak.
Senada diungkapkan Surtinih, pedagang cabai di Pasar Lemabang. “Cabai ini fluktuatif harganya, kemarin-kemarin juga mahal karena musim cuaca ekstrem, cabai cepat busuk, suplai dan stok berkurang.
Sekarang suplai tak banyak bertambah, tapi konsumen yang beli cabai merah untuk bumbu masak di momen Lebaran meningkat,” ujarnya, kemarin.
Baginya ini berkah tahunan, karena harga komoditi ini mengikuti hukum pasar. Permintaan tinggi, stok sedikit, harga melambung. Tapi Yuni, warga Jl Lunjuk Jaya 1 pusing dengan naiknya semua harga bahan pokok.