Berhasil Panen Lele, Jual Segar dan Diolah Jadi Salai

KWT KEMUNING: Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning yang berlokasi di Jalan Sempurna Rt 30 Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang bisa dikatakan berhasil mensinergikan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan Aplikasi Pak Tani. -FOTO: AGUSTINA/SUMEKS-

PALEMBANG - Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning yang diketuai Masnawati terbilang berhasil menjalankan program bantuan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). KWT ini berlokasi di Jalan Sempurna Rt 30 Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang. 

Dalam program GSMP yang dicanangkan ini bertujuan agar masyarakat dapat mandiri pangan dengan memanfaatkan perkarangan rumah ataupun lahan kosong.  KWT Kemuning tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga anggota saja tapi juga bisa meningkatkan perekonomian dengan hasil panen lele yang dijual segar hingga diolah jadi salai. 

Sekretaris Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan (DPKP) Palembang, Novayanti mengatakan, untuk di kota Palembang ada kelompok masyarakat yang berhasil menjalankan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).  ‘’Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berhasil ini juga sudah terintegrasi dengan program milik pemerintah kota Palembang yang dikelola DPKP, yaitu Aplikasi Pak Tani dalam pemasarannya," Sampainya. 

Penyuluh Pendamping  KWT Kemuning, Risa SPt menjelaskan, Kelompok Wanita Tani (KWT) didirikan karena hobby dari ibu - ibu yang berada di wilayah tersebut dalam membudidayakan sayuran di perkarangan. Akhirnya terbentuklah KWT di 2019. ‘’Kemudian dari provinsi ada program GSMP, lalu  kita dari DPKP mengajukan untuk dapat bantuan dari program GSMP karena melihat minat dan kreatifitas ibu - ibu ini dalam memanfaatkan perkarangan,"  katanya yang dalam tugasnya sebagai pendamping juga dibantu pendamping PPEP, Halizah Titi Humairah, SP.

Mereka yang  mendapatkan bantuan dari program GSMP ini sekitar 20 orang dan kita melibatkan juga RTM (Rumah Tangga Miskin) di sekitar KWT.  ‘’Bantuan itu baru di 2023 ini, tapi kemajuan nya sudah sangat lumayan dibandingkan dengan KWT lain dikota Palembang, karena minat mereka untuk maju itu besar sekali,’’ ujarnya.

Bantuan GSMP ini didapatkan langsung dari provinsi, berupa bibit tanaman dan bibit ikan.  ‘’Pembagian bantuan dilakukan secara bertahap dari pendamping agar penggunaan dari bantuan itu tidak langsung habis,’’ katanya.

Karenanya, pihaknya membuat  bantuan itu secara berkala. ‘’Kita koordinir bantuannya karena di khawatirkan akan langsung habis sementara tanamannya tidak jadi, maka kita bagi berdasarkan kebutuhan,’’ katanya.

Dikatakan,  jika dilihat kalau bantuan yang diberikan berhasil panen. ‘’Hasil panen ini  untuk kebutuhan sendiri hingga jual, maka akan kita berikan lagi bantuan nya. Sampai kita harapkan mereka benar - benar mandiri," jelasnya.

Menurutnya,  KWT kemuning bisa dibilang berhasil, karena untuk bantuan lele, menggunakan demplot lele sudah beberapa kali panen.  ‘’Panen pertama untuk konsumsi sendiri dibagikan ke anggota - anggota (20 kg),  kemudian dijual segar ke masyarakat sekitar KWT (17 kg), kemudian kita buat salai lele (40 kg) bisa tahan ber bulan - bulan. Alhamdulillah habis semua, dan peminatnya banyak," Paparnya. 

Program GSMP ini merupakan hulunya, dan untuk di hilir bya pihaknya  juga terkoordinasi dengan aplikasi Pak Tani pemasaran salai. "Jadi selain kita mendukung program GSMP, kami juga mendukung aplikasi Dinas kami, yaitu aplikasi Pak Tani, " katanya. 

Hasil produksi lele dari bibit kurang lebih 3000 benih dengan mortalitas 10 persen. ‘’Jadi yang berhasil panen sekitar 90 kg. Kami yang  merasakan berhasil, karena dampak kekeringan kemarin (el Nino) tapi ini tetap bisa panen yang luar biasa, dan tepat waktu panen. Begitupun untuk tanaman di perkarangan," jelasnya. 

Dari hasil penjualan panen, lanjutnya, disisihkan 50 persen untuk kas. Lalu, 50 persen sisanya  untuk beli benih lagi. Harapan kita kedepan setiap anggota KWT ini mandiri," pungkasnya. (Tin)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan