Pubertas dan Beban Pelajar Sekolah Bisa Picu Gangguan Psikologis Remaja Lho, Begini Mengatasinya

MENTAL : Gangguan mental bisa menyebar di kalangan remaja. foto: net--

Psikosis adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kontak dengan realita. 

Remaja yang menderita psikosis mungkin mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada. 

Gejala kondisi ini dapat berupa halusinasi atau delusi. Pada kasus tertentu, gejala psikosis dapat berkembang menjadi skizofrenia.

Gangguan psikologis pada remaja ini dapat memengaruhi aktivitas anak sehari-hari, termasuk dalam bergaul bersama teman dan berinteraksi dengan anggota keluarga.

BACA JUGA:Remaja Pencuri, Usia Belasan Tahun Terciduk di Rumah Sang Nenek

BACA JUGA:Kapolsek Seberang Ulu I Mengajak Remaja Bernyanyi Bersama dan Mencegah Tawuran, Fasilitasi Lokasi Tongkrongan

5. Bunuh diri dan menyakiti diri

Mengutip WHO, bunuh diri merupakan penyebab kematian keempat pada remaja usia 15 sampai 19 tahun.

Faktor risiko gangguan psikologis ini pada remaja meliputi konsumsi alkohol, pelecehan di masa kanak-kanak, kesulitan mencari bantuan psikologis, serta tersedianya akses terhadap sarana bunuh diri.

Di samping itu, media juga berperan penting dalam mendorong atau menghalangi tindakan bunuh diri.

Hal ini meliputi semua bentuk media, termasuk buku bacaan, majalah, televisi, dan media digital.

BACA JUGA:Pengaruh Sabu dan Judi, Remaja Tusuk Ibu

BACA JUGA:OKI Jadi Daerah Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Terluas di Indonesia

6. Perilaku berbahaya dan berisiko tinggi

Berani berbuat hal-hal yang berbahaya dan berisiko tinggi merupakan masalah psikologis pada remaja yang dapat memengaruhi kesehatan mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan