Makna Sakral Hari Jumat yang Nyaris Terlupakan
KHOTBAH JUMAT: Umat muslim mendengatkan khotib menyampaikan khotbah jumat-nya. FOTO:NET--
BACA JUGA:Gotong Royong Rapikan Desa Lewat Program Jumat Bersih
Namun, belakangan ini, hari Jumat yang penuh dengan keistimewaan dan kemuliaan, banyak yang menganggap sebagai hal yang biasa, tak peduli keistimewaannya.
Mereka datang ke masjid sengaja mengulur-ulur waktu, datang terlambat dan pulang lebih cepat.
Hal ini dilakukan tidak saja oleh masyarakat awam, tetapi banyak pula dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan punya gelar akademis yang banyak.
Khotbah Jumat hanya dimaknai sebagai ceramah pelengkap, didengari atau tidak bukanlah sesuatu yang amat penting.
BACA JUGA:Panggilan Kedua Jumat, KPK Tangkap SYL Kamis
Padahal khotbah itu sendiri adalah intisari dari shalat Jumat. Khotbah dimaksudkan untuk memberikan nasihat dan petuah-petuah keagamaan bagi kaum muslimin.
Begitu pentingnya mendengarkan khotbah jum’at dapat dilihat dari hadits Rasulullah Saw yang menjelaskan bahwa khotbah jumat kedudukannya sama halnya dengan shalat 2 rakaat.
Barang siapa yang berbuat sia-sia ketika sang khatib menyampaikan khotbahnya, maka yang bersangkutan tidak mendapatkan pahala shalat Jumat.
Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, berbunyi:
اِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَاْلأِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.
Artinya: Apabila engkau berkata kepada temanmu ‘diamlah” pada hari Jum’at, padahal imam/khatib sedang berkhutbah, maka kamu benar-benar telah melakukan sesuatu yang sia-sia.
Hadits ini menerangkan tentang keharusan mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh khatib ketika melaksanakan shalat Jumat.
BACA JUGA:Masuk Indonesia! Mobil Listrik Wuling Bingo Sudah Bisa Dipesan