Penumpang LRT Lampaui Target, Tahun Ini, Sudah Lebih 3 Juta Orang

RAMAI : Suasana ramai dalam salah satu gerbong LRT Sumsel. Saat ini, LRT sebagai angkutan transportasi massal jadi pilihan masyarakat untuk bepergian.-Foto : ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Light Rail Transit (LRT) jadi pilihan masyarakat yang ingin berpergian dengan ongkos murah. Tak heran, dari tahun ke tahun, jumlah penumpang yang tercatat terus bertambah. Keberadaannya sudah jadi pilihan transportasi massal berbagai kalangan.

“Saya dari rumah di Jl HBR Motik Km 8, naik LRT sampai ke stasiun LRT Polrestabes Palembang. Cuma Rp5 ribu. Terus naik angkot jurusan Plaju Rp5 ribu. Kalau masuk siang, pilih jalan kaki, lebih hemat lagi,” kata Muhammad Nabiil Farros, mahasiswa hukum Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang, kemarin.

Kalau pulang kuliah, dia kadang jalan, kadang naik angkot ke stasiun LRT Polrestabes. Terus naik LRT, setop di stasiun LRT Punti Kayu. Dari sana naik feeder dan berhenti di depan JM Sukarami. “Setelah itu jalan ke rumah, santai juga tidak ada yang dikejar,” imbuhnya.

Dengan cara ini, pemuda lulusan SMA Negeri 1 Lubuklinggau itu berhemat uang kiriman orang tuanya uang dijatah Rp50 ribu per hari. 

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKAR-SS), Rode Paulus, menambahkan, operasional LRT sudah memasuki tahun kelima. Jumlah penumpang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data, pada 2018 jumlah penumpang tercatat 927.432 orang. Di 2019  meningkat drastis mencapai 2.619.159 orang.

Pada 2020 mengalami penurunan jadi 1.053.637 penumpang. Begitu pun saat pandemik Covid 2021 hanya 1.599.133 penumpang. Tapi 2022, naik dua kali lipat jadi 3.087.735 orang. “Tahun ini, hingga 17 Oktober lalu terdata sudah 3.172.345 penumpang,” bebernya.

Padahal, untuk tahun ini pihaknya hanya menargetkan 3 juta penumpang. “Target sudah terlampaui. Ini menunjukkan LRT jadi pilihan utama warga Palembang dan sekitarnya," kata Roda. Diakui untuk mencapai target tersebut tentu tidak mudah. Pihaknya melakukan berbagai inovasi. Salah satunya, menambah perjalanan dari dari semula 88 KA per hari menjadi 94 KA per hari.

LRT menambah jam operasional yang semula mulai 06.00-20.25 WIB, saat ini mulai 05.05-20.43 WIB. Untuk menarik minat pengguna, operator juga lakukan inovasi pembayaran dalam bentuk tarif promo dan diskon seperti kartu berlangganan bagi pelajar, kartu ASN provinsi, kartu disabilitas. 

BPKAR-SS juga melakukan kolaborasi dalam peningkatan edukasi bagi pelajar, anak-anak, maupun komunitas yaitu program Edu Trip dan Edu Wisata.  Dalam upaya mempermudah penumpang naik LRT, pihaknya juga mengadakan angkutan feeder LRT Sumsel (Angkot Feeder Musi Emas) yang telah beroperasi sebanyak 51 unit.

Feeder ini tersebar di tujuh rute dan beroperasi mulai pagi hingga malam hari dari pukul 05.00-19.16 WIB. Angkutan feeder saat ini memilik tujuh rute perjalanan yakni koridor 1 (Talang Kelapa-Talang Buruk) dan koridor 2 (Asrama Haji-Sematang Borang).

Kemudian,  Koridor 3 (Asrama Haji-Talang Betutu), Koridor 4 (Stasiun Polrestabes-Perumahan OPI), Koridor 5 (Stasiun DJKA-Tegal Binangun), Koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan), dan Koridor 7 (Bukit-Stadion Kamboja via Stasiun Sriwijaya). "LRT ini juga terintegrasi dengan transportasi umum lainnya," papar dia 

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni menambahkan, Sumsel saat ini telah memiliki layanan angkutan massal yang cukup lengkap. Mulai dari bus, angkot, LRT hingga angkutan sungai yang terintegrasi. Dia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga moda transportasi yang menjadi kebanggaan masyarakat. “Mari kita satukan langkah, satukan tekad kita untuk bisa mewujudkan transportasi yang lebih baik. Alhamdulillah didukung oleh pemerintah pusat melalui transportasi publik yang sudah dibangun baik," pungkasnya. (yun)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan