Ditangkap Sehat, Pulang Tinggal Nama

*Warga Indralaya Disebut Komplotan Maling Ternak

*Ditembak karena Melawan saat Pengembangan Kasus

            OGAN ILIR - Seorang warga Perumahan Takeda Indralaya, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, Firullazi (42), pulang tanpa nyawa. Sehari sebelumnya, dia ditangkap aparat kepolisian di rumahnya. Atas tuduhan pencurian kambing.

Melihat sang suami dikembalikan dengan kondisi terbujur kaku, Iriani, istri Firullazi, tak kuasa membendung tangisnya. Dia histeris begitu membuka kantung jenazah yang membungkus tubuh pria tersebut.

Pihak keluarga tak terima. Di tubuh Firullazi banyak memar. Di antaranya di wajah,  badan dan kedua kaki. Persisnya, kedua kaki patah, kepala bagian kanan memar, hidung patah, wajah lebam, bibir pecah, dan kuping keluar darah. Di badan terdapat bekas sundutan api rokok.

Kedua pergelangan kaki patah, di betis ada beberapa lubang seperti bekas tembakan pistol. Paha kiri dan kanan biru memar. “Suami saya ditangkap Kamis lalu (26/1), sesudah salat Magrib. Tidak ada surat penangkapan yang diberikan kepada kami,” beber Iriani.

Saat itu, puluhan polisi mendobrak pintu rumah. Langsung menyebar ke seluruh kediaman. Bahkan kamar mandi juga didobrak. Saat itu, anak mereka sedang mandi. Firullazi tidak ada. Dia ikut salat berjemaah di musala samping rumah.

Iriani mengatakan, polisi mengobrak abrik rumah, mencari senjata api (senpi). Tapi tidak ada. Lalu mengambil 3 pisau di dapur dan 1 golok karatan di bawah kasur. "Suaminya saya kata polisi itu maling kambing di Lampung,” ucapnya. Pulang dari salat, Firullazi langsung ditangkap. Semua menyaksikan kondisinya sehat.

Keesokan harinya, Jumat (27/1), keluarga berencana ke Lampung untuk memastikan kondisi Firullazi yang ditangkap. Namun malah keduluan pria itu pulang. Tepatnya dipulangkan. Tapi dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi. Jenazahnya tiba di rumah sekitar pukul 23.00 WIB. Diantar dua supir ambulan. Tak ada surat keterangan penyebab kematian dari rumah sakit (RS) atau pun surat visum.

“Suami saya baik-baik saja saat ditangkap, banyak saksinya. Kenapa bisa dipulangkan dalam keadaan tidak bernyawa," cetus Iriani.

Pihak keluarga akan menuntut keadilan atas meninggalnya Firullazi. Sekitar 20 anggota Polres Ogan Ilir, Sabtu (28/1) pukul 03.00 WIB  sudah datang ke rumah duka dan memeriksa jasad Firullazi.

Keluarga berencana melaporkan kejadian ini ke Polda Sumsel, Polda Lampung hingga Mabes Polri. "Tapi kan harus visum dulu baru bisa jadi dasar laporan. Sedangkan jenazah suami saya kasihan, harus segera dimakamkan," kata Iriani. Sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, jenazah Firullazi dimakamkan di TPU Tanjung Raja, Ogan Ilir.

Keponakan almarhum, Uli (20) mengatakan, pada hari penangkapan awalnya datang tiga motor yang dikendaai anggota kepolisian.Mengarah ke musala. Tidak sampai lima menit kemudian, menyusul puluhan anggota lain naik empat mobil. “Mungkin ada sekitar 40 orang. Langsung mendobrak pintu rumah dan menyebar ke belakang dan samping rumah,” tambahnya.

Sempat terjadi salah tangkap. Lalu, Firullazi yang selesai salat Maghrib pun ditangkap. “Om saya tidak melakukan perlawanan. Tapi ada petugas itu yang ngomong ke sepupu aku (anak korban). Tahu dak papa kamu gawenyo apo. Papa kau itu maling. Tembak mati tulah,” tutur Uli.

Sebagai keponakan dan juga masyarakat, dia menilai perkataan oknum petugas yang menangkap Om-nya itu tidak punya tata karma. “Kalau benar salah, kenapa Om aku belum diadili langsung dibunuh,"  cetusnya.

Dia menambahkan, pihak keluarga sudah ke Polres Ogan Ilir. Tapi petugas  mengatakan soal penangkapan itu bukan wilayah dan wewenang polisi Ogan Ilir. "Kami mau minta surat dan bantuan, kan polisi katanya mengayomi. Tapi kami disuruh minta surat keterangan di Lampung. Putus asa rasanya. Kami lalu pulang," katanya.

            Kini, pihak keluarga masih bermusyawarah dan menunggu kabar lebih lanjut setelah melaporkan kejadian itu ke Polda Sumsel. "Kami juga masih mau  minta surat keterangan dari Polda Lampung," tukas Uli.

Dari cerita Uli, diketahui kalau almarhum Firullazi sehari-harinya membantu sang istri berjualan jilbab di kios Pasar Indralaya. Sudah beberapa minggu ini. Sedangkan pencurian kambing di Lampung itu informasinya terjadi Jumat, 20 Januari 2023.

Kakak kandung korban, Faturrahman menyampaikan, pihaknya sudah ke Polsek Indralaya untuk melapor dan minta surat keterangan visum dari rumah sakit. "Kalau tidak ada surat dari polisi, kita tidak bisa visum ke rumah sakit. Tapi Polsek Indralaya  tidak mau mengeluarkan karena bukan wewenang mereka. Kami disuruh ke Lampung. Dikasihlah surat untuk ke Polres Kota Bumi, Lampung Utara dan Jatanras Polda Lampung," bebernya.

Menurut Faturrahman, kelurganya hanya ingin keadilan. "Adik saya meninggal tidak wajar. Sebagai kakak, saya bukan menyesali kematiannya. Tapi  karena banyak tanda penganiayaan di tubuh adik saya. Tidak ada keterangan tertulis, surat resmi dari kepolisian. Baik surat penangkapan maupun surat penjelasan kenapa adik saya dipulangkan tanpa nyawa padahal saat ditangkap sehat,” tegasnya.

Kepala Desa (Kades) Muara Penimbung Ilir, Novriadi mengungkapkan, saat ini pihak keluarga maupun pemerintah desa (Pemdes) belum mengetahui kasus apa yang menyebabkan almarhum Firullazi ditangkap. “Tidak ada surat penangkapan. Demikian pula penyebab kematian warga kami ini juga tidak tahu. Tidak ada selembar kertas pun yang diterima pihak keluarga,” jelas dia.

Kapolsek Indralaya, AKP Herman mengatakan, sebelumnya dari Polres Lampung Utara telah berkoordinasi untuk melakukan penangkapan tersangka kasus 365, pencurian dengan kekerasan (curas) yang mengakibatkan korbannya di Lampung meninggal dunia. "Untuk lokasinya mereka sudah tau, karena menggunakan deteksi lewat IT. Jadi mereka minta bantuan dari Polsek Indralaya untuk mem-back up saja. 6 anggota kami back up dan mereka dipinjamkan 3 sepeda motor. Kalau seandainya masyarakat menghalang halangi penangkapan," jelas Herman.

Waktu petugas tiba, Firullazi sedang di musala. "Di rumah Firullazi ada mobil Innova parkir. Diminta lah kuncinya dengan istrinya. Waktu dibuka, dari mobil itu ada seperti bau kambing, “ jelasnya. Akhirnya petugas geledah rumah almarhum. Disitalah sajam. “Termasuk 4 pasang plat BG. Kemudian, dicocokkan dengan rekaman CCTV. Kata anggota Polres Lampung Utara, betul cocok. Jadi tersangka dibawa ke polsek sebentar," tutur dia.

            Berdasarkan hasil interogasi, ditemukanlah penadahnya di Pemulutan, Ogan Ilir. Termasuk barang bukti enam ekor kambing yang belum laku. Seekor mati saat dibawa ke polsek. Setelah itu, anggota Lampung pamit melakukan pengembangan.

“Kami tidak tahu lagi karena bukan wilayah kami,” ucap Herman. Ternyata, siangnya usai salat Jumat, ada kabar kalau pelaku (almarhum Firullazi) yang ditangkap sudah meninggal. “Ditembak karena mencoba melarikan diri. Mereka minta back up agar jenazah diantarkan ke rumah duka. Tidak ada perwakilan dari Polres Lampung Utara yang ikut mendampingi ke rumah duka," tukasnya.

Kapolres Lampung Utara, AKBP Kurniawan Ismail, saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, Firullazi tewas usai melakukan perlawanan kepada polisi. Penangkapan dilakukan karena yang bersangkutan terlibat kasus pencurian hewan ternak. Menurutnya, Firullazi merupakan anggota komplotan pencurian dengan kekerasan (curas) di wilayah Lampung Utara, Provinsi Lampung.

AKBP Kurniawan Ismail juga menerangkan jika Firullazi merupakan anggota sindikat bersenjata api dan senjata tajam. Pada kasus curas terakhir, sindikat tersebut mencuri ternak kambing dan menganiaya pemilik ternak hingga meninggal dunia. " TKPnya di Abung Semuli," ujar dia.  Sindikat  ini telah beraksi beberapa kali di wilayah Lampung Utara. Di antaranya di Kecamatan Abung Semuli, Abung Timur dan Abung Tengah.

Dari serangkaian penyelidikan yang dilakukan gabungan Tim Tekab 308 Presisi Polda Lampung dan Tim Tekab 308 Presisi Polres Lampung Utara, terlacak keberadaan pelaku Firullazi di Indralaya. "Tim gabungan sudah bekerja mengumpulkan bukti-bukti selama satu minggu, melakukan pemantauan pergerakan sindikat ini," ungkapnya.

Setelah menangkap Firullazi, anggota memang melakukan pengembangan. Tapi disebutkan, Firullazi mencoba melawan. Petugas lalu memberikan beberapa kali tembakan peringatan, namun tak digubris. Hingga yang bersangkutan ditembak dan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Polisi kini masih mencari pelaku curas lainnya yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO). "Tim masih bekerja," pungkas Kurniawan. (dik)   https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan