Nasabah ke Hall Banking Turun
Editor: Widhy Sumeks
|
Minggu , 24 Sep 2023 - 22:30
*Gencarkan Transaksi Cashless
PALEMBANG - Gencarnya gerakan non tunai atau cashless money membuat transaksi tunai menurun. Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan pengguna baru QRIS di Sumsel mencapai 500 ribu yang terdaftar menggunakan KTP dari total penduduk 8,7 juta jiwa di Sumsel. "Saat ini realisasi untuk pendaftar baru mencapai 60 persen dari target," tegasnya. Untuk volume transaksi mencapai 13,5 juta dan saat ini transaksi digital di Sumsel memang cukup tinggi, realialisasi pun tinggi mencapai 87 persen.“Kami akan terus mendorong transaksi cashless dengan berbagai kegiatan hingga akhir tahun ini," ulas dia.Dikatakan, dengan semakin tinggi transaksi digital, anggaran untuk mencetak uang kartal bisa berkurang. Ini bisa dialokasikan ke anggaran yang lebih produktif lagi seperti pendidikan maupun kesehatan. "Anggaran untuk mencetak uang kartal itu besar sekali, bayangkan jika mampu menghemat anggaran itu," pungkas dia. Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsuddin mengatakan transaksi di hall banking atau nasabah yang datang ke bank memang menurun, namun sebaliknya transaksi digital meningkat cukup signifikan. "Transaksi dan pola hidup masyarakat berubah apalagi memang saat ini banyak sekali marketplace dan channel pembayaran non tunai," tuturnya. Syamuddin mengatakan penurunan jumlah nasabah ke cabang masih bertahap. Pada 2022 lalu nasabah ke banking hall 98 persen, turun menjadi 86 persen.
"Jadi penurunan sekitar 11-12 persen transaksi di banking, pindah ke digital," tegasnya.Untuk itu, masih kata dia, Bank Sumsel Babel harus siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Semua produk BSB pun menyesuaikan seperti mobile banking BSB, pembukaan rekening on boarding, pengajuan kredit digital, QRIS, dan banyak lagi. "Kalau semua transaksi digital dapat menghemat anggaran operasional,” tuturnya. Kendati Syamsuddin menjelaskan BSB pun tak semua cabang dibatasi. Pihaknya melihat kondisi dan kebutuhan karena belum semua masyarakat teredukasi layanan digital apalagi daerah 3T. "BSB tentu melihat dan mempelajari peluang bisnis ke depan termasuk pengembangan jaringan di daerah," pungkas dia. (yun/fad)