Banyak Berangkat Modal Nekat

*Tersangka Ditangkap saat Pulang Kampung

SUMATERAEKSPRES.ID - Terungkapnya kasus TPPO warga Desa Serikembang II, Ogan Ilir ini lantaran pengaduan AF.

Ia merupakan satu dari tujuh korban yang berhasil kabur ke Kepolisian Diraja Malaysia. Sedangkan enam rekannya masih berada di negeri jiran itu.

Sedangkan tersangka Rita tertangkap saat pulang kampung. “Dia baru pulang ke dusun sekitar seminggu terakhir.

Karena ada ayah atau kakaknya yang sakit. Malam Sabtu atau Minggu kemarin, polisi langsung datang menangkapnya,” ujar Kades Serikembang II, Hariyanto.

Sebelumnya, memang sudah ada surat pemanggilan dari kepolisian sampai peringatan ketiga.

Kata Hariyanto, yang menerima surat itu kakak perempuan tersangka. Namun tidak disampaikan karena ada keluarga yang sakit.

"Kami baru tahu akhir-akhir ini setelah dipanggil polres. Lagi pula kami baru menjabat sekitar 6 bulan terakhir," katanya.

Namun, informasinya, Rita memang sudah sering bawa orang yang ingin kerja luar negeri.

Hariyanto mengaku, punya pengalaman lama sebagai PMI (TKI,red) di luar negeri. Sejak 1999 hingga 2010.

Mulai di Malaysia 4 tahun, Arab Saudi 6 tahun. “Tapai legal. Jadi kami tahu bagaimana prosedurnya. Sedangkan ilegal seperti ini, banyak yang tidak jelas ujung-ujungnya," tuturnya.

Ia mengungkapkan, belum lama ini memang ada 7 perempuan yang menemuinya. Untuk buat surat keterangan guna keperluan bekerja ke luar negeri.

"Pertama saat minta izin waktu itu tidak aku tandatangani. Karena, aku minta profil perusahaan yang akan memberangkatkan mereka, tapi tidak ada,” jelasnya.

Menurut Hariyanto, kalau berangkat secara legal, ia mempersilakan warganya untuk jadi PMI ke luar negeri.

“Tapi kalau masih remang-remang, harus waspada. Kasihan mereka sendiri kalau jadi korban," cetusnya sembari mewanti-wanti agar warganya tidak mudah tergiur iming-iming gaji tinggi.

Berdasarkan pengalamannya, bisa jadi pekerjaan yang didapat setibanya di luar negeri akan beda dengan yang dijanjikan.

“Harus hati-hari, terlebih jika masuk dalam lingkaran prostitusi,” tambahnya.

Setahu Hariyanto, dari tujuh perempuan yang mencoba minta surat keterangan kepadanya, ada yang memang belum berangkat.

“Tapi ada juga yang berangkat tidak izin lagi. Tahu-tahu posting foto di Facebook terbang ke Malaysia," jelasnya.

PIhaknya mendapat informasi banyak orang dari beberapa desa di Kecamatan Payaraman yang direkrut untuk jadi PMI di Malaysia.

Karena itu, pemerintah desa sering sosialisasi agar masyarakat tidak termakan bujukan jadi TKI oleh penyalur yang tidak jelas.

"Tapi kadang kalau sudah soal ekonomi, banyak yang pergi dengan modal nekat. Padahal gaji di luar kadang tidak jauh berbeda dengan UMP kita Apalagi yang ilegal, jarang yang berhasil,”

tukasnya. Sebab, gaji dipotong mandor, bahkan ada yang tidak dibayarkan. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan