Peran Penting Perbankan dalam Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia

Ekonomi Hijau Selamatkan Indonesia dari Emisi Gas Rumah Kaca

PALEMBANG, SUMATERAESKPRES.ID - Pada Paris Agreement, Indonesia punya komitmen besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 31,89 persen dengan upaya sendiri atau 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030 dan nol persen pada 2060 mendatang. Tidak mudah merealisasikan itu. Berdasarkan kalkulasi Kementerian Keuangan, Indonesia membutuhkan Rp 3.779 triliun atau sekitar Rp 343,6 per tahun untuk mengurangi emisi sekaligus memitigasi perubahan iklim sepanjang tahun 2020-2030. Sementara kemampuan fiksal pemerintah tidak sebesar itu. Bahkan APBN hanya mampu mendukung pembiayaan 34 persen dari total kebutuhan investasi keberlanjutan. Ekonom di Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Destiarini mengatakan, kemampuan keuangan Indonesia belum sanggup menopang dana sebesar itu. Maka, kebijakan keuangan berkelanjutan jadi kunci mendorong pembiayaan transisi menjadi rendah emisi atau ramah lingkungan. "Sederhananya, ketika pemerintah tidak mampu membiayai maka sisanya dari sektor keuangan atau perbankan," katanya. BACA JUGA : Wujudkan Perlindungan Bagi Nasabah Menurut Desti, perbankan punya peran penting dalam ekonomi berlanjutan. Berdasarkan standar pengukuran emisi global. Setiap organisasi wajib mengukur dan mempublikasikan emisi langsung maupun tidak langsung yang di hasilkan dari aktivitas perusahaan. Bank secara industri menjadi penghasil paling besar emisi karena perseroan mendanai aktivitas dan proyek. "Singkatnya, perusahaan tidak bisa operasional tanpa pembiayaan dari perbankan. Berangkat dari sana, bank harus selektif menyalurkan kredit terutama perusahaan ramah lingkungan," ulas dia. Ia menambahkan, keberhasilan penurunan emisi tergantung pembiayaan dari bank yang menitikberatkan pada emisi. Dengan memberikan kemudahan akses kredit yang menekankan pada keseimbangan, berkualitas dan berkelanjutan. "Berbagai kebijakan dari Bank Indonesia dan insentif di berikan agar perbankan semakin gencar menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha berkelanjutan. Dan berbasis lingkungan yang tinggi risiko dan bersifat investasi jangka panjang," papar dia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan