Awasi Distribusi BBM Subsidi
Editor: Hasim Sumeks
|
Minggu , 28 May 2023 - 22:17
*BPH Migas Pastikan Tepat Sasaran
PALEMBANG - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan rantai pasok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG di regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dalam keadaan aman. Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menjelaskan sudah ke Terminal BBM Kertapati dan laporannya, support BBM dari Plaju aman. Pada momen Ramadan dan Idulfitri (RAFI) kemarin, suplai BBM secara nasional, dan di Sumbagsel juga lancar. “Semuanya ikut berperan dalam kelancaran ini,” lanjutnya bersama Eman Salman Arief yang juga Anggota Komite BPH Migas saat lawatan ke Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional di Plaju, setelah sebelumnya mengunjungi Terminal BBM Kertapati, kemarin. Adapun pola suplai energi di region Sumbagsel, lanjutnya, salah satu sumbernya dari Kilang Pertamina Plaju yang berkontribusi 60 persen. Produk yang disuplai ke TBBM Kertapati, yakni Pertalite, Pertamax, Biosolar B35, Pertamina Dex, dan Dexlite.Pihaknya berkewajiban memastikan kelancaran suplai BBM, termasuk melakukan pengawasan sedemikian rupa guna agar distribusi dan subsidi BBM tepat sasaran. “Keputusan BPH Migas berdiri di atas tiga pilar kepentingan, yakni pemerintah, badan usaha dan masyarakat, yang bersinergi untuk saling menguatkan,” imbuhnya.General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju Yulianto Triwibowo menegaskan kondisi operasional kilang RU III dalam keadaan aman, andal, dan efisien sehingga terus memberikan kontribusi positif bagi suplai energi di Sumbagsel maupun secara nasional. Kilang ini memiliki desain kapasitas pengolahan sebesar 126 ribu barel per hari. BACA JUGA:Gaji ke-13 Sedot Ratusan Miliar
“Untuk ukuran kilang yang ditinggalkan oleh Shell sejak 1964, alhamdulillah kita masih bisa memberikan kontribusi terbaik,” tuturnya. Kilang Plaju didirikan Shell pada 1904, sedangkan Kilang Sungai Gerong didirikan 1926 oleh Stanvac. Keduanya kemudian dinasionalisasi dan dikelola oleh negara melalui Pertamina sejak 1964.Yulianto menjelaskan hadirnya produk-produk berkualitas yang dihasilkan Kilang Pertamina Plaju memiliki luas sebesar 411 Ha juga ditopang peningkatan angka Yield Valuable Product (YVP) sekitar 10 persen dari target tanpa modifikasi desain kilang yang berarti. Dia menambahkan, kilang yang memiliki 5 Crude Distillate Unit (CDU) ini menjalankan bisnis di tengah-tengah antara hulu dan hilir.
“Proses transaksional dan alur supply chain kita, dimulai dari produk mentah yang kita ambil dari Subholding Upstream (hulu), lalu kita olah disini sampai didistribusikan di hilir melalui Subholding Commercial & Trading,” tandasnya. (fad)