Meski Dicueki, Tetap Setia Dampingi Petani

 

*Angga Meilindia, petugas PPEP Kecamatan Pangkalan Lampam, OKI

Sebagai pekerja di lapangan pastinya jalan yang dilalui tidak pernah mulus seperti tol. Hal ini juga yang dialami  petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan  di Kecamatan Pangkalan Lampam, Angga Meilindia (28). Tapi dia tetap sabar menjalankan tugasnya. SABAR dan selalu berbesar hati. Inilah yang dilakukan Angga Meilindia, petugas PPEP Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman di Kecamatan Pangkalan Lampam, OKI. Kesabaran memang diperlukan saat dirinya menyampaikan ilmu seputar tanaman hortikultura ke petani. Memang, Angga mengakui, tempatnya bertugas sedikit berbeda dengan daerah lain. Disini, petani yang umumnya memiliki kebun semangka dan jeruk agak cuek. Mereka tak terlalu peduli. Dikatakan, betanam buah dianggap sebagai pekerjaan sampingan. Padahal hasil dari bertanam buah ini cukup menjanjikan. Hasilnya bisa dijual ke Pulau Jawa. Karena sekali panen bisa berton-ton semangka maupun jeruk. Buah-buahan ini ditanam di lahan yang cukup jauh dari perkampungan warga. Ssikap cuek petani tidak menjadikan semangatnya padam. Dirinya tetap melakukan tugas sebagai pendamping petani. Seperti memberikan penyuluhan seputar membuat agen pengendali hayati serta cara membuat pupuk organik dari biosaka. Karena ini tugasnya di lapangan.
‘’Jadi meski petani cuek saya tetap turun ke lapangan mencari data dan pendampingan kepada petani hortikultura tersebut,’’ ujarnya.
Bahkan, tak terasa pria yang berusia 28 tahun ini sudah memasuki tahun ketiga dalam mendampingi para petani. ‘’Meski kita sudah ajarkan pupuk organik seperti pupuk biosaka, tetapi masih anyak sekali petani yang menggunakan pupuk non organik. Karena dinilai lebih praktis,’’ ujarnya. Meski sudah dilakukan pemeliharaan dan pemupukan tapi serangan hama tetap ada. Seperti serangan hama jamur diplodia dan embun jelaga.
‘’Jamur itu menyerang batang terlihat putih seperti serbuk. Jamur ini akan memengaruhi hasil tanaman, sementara kalau embun jelaga terdapat bintik pada daun,’’ ujarnya.
Keberadaan jamur ini, lanjutnya, akibat kurang bersihnya lahan yang ditanam buah-buahan tersebut. Kondisi lahan sedikit lembab sehingga mudah terserang  hama. Ada beberapa desa yang menanam jeruk seperti di Desa Sukaraja, Riding, Lebung Batang, Desa Darat dan Sungai Bungin. Lahan yang ditanam lumayan luas karena masuk dalam hutan. Dalam bertugas mendampingi petani, Angga menggaku dalam sehari bisa mengunjungi dua desa. Jarak dari satu desa ke desa lainnya tak terlalu jauh tapi kondisi jalannya yang cukup menantang. "Kalau ke lapangan harus mempersiapkan kondisi yang prima,"tandasnya. Di wilayah binaannya, lanjutnya, memang fokus ke tanaman hortikultura. ‘’Untuk tanaman padi bisa dikatakan tidak ada karena sering terserang banjir. Jadi selain hortikultura, petani disini banyak yang berkebun karet,’’ katanya. (*/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan