Ubah Stigma Negatif Soal Sampah, PW Muslimat NU Sumsel Helat Seminar Mengubah Sampah Menjadi Berkah, Ini Pembi
BANTUAN. Ketua PW Muslimat NU Sumsel, Dra Hj Choiriyah menerima penyerahan kotak sampah di acara Seminar Pengembangan Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Kecamatan Seberang Ulu (SU)-1 Palembang, kemarin (3/10).-FOTO : IST-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kiprah nyata dalam mendukung ekonomi hijau terus ditunjukkan Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Sumsel.
Salah satunya melalui Seminar Pengembangan Penghidupan Masyarakat Inklusif dengan tema “Mengubah Sampah Menjadi Berkah: Peluang Ekonomi dari Limbah Rumah Tangga”.
BACA JUGA:Zero Konflik Tegaskan Tolak Aksi Perpecahan, Ulama Sumsel Serukan Persatuan
Kegiatan yang digelar di Kampung Binaan Muslimat NU Sumsel, Jl H Faqih Usman Lorong Jayalaksana, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang ini disambut antusias warga.
Hal itu terlihat dari ratusan peserta yang terdaftar mengikuti seminar yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat.
Seminar dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Sumsel yang diwakili Sekretaris Dinas, Dr Aries Syafrizal, ST, M.Si.
“Pemprov Sumsel mengapresiasi dan mendukung penuh gerakan semacam ini. Melalui kolaborasi dengan PW Muslimat NU, diharapkan dapat menjadi kunci pengurangan dan penanganan volume sampah rumah tangga, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif,” ujar Aries, kemarin (3/10).
Ketua PW Muslimat NU Sumsel, Dra Hj Choiriyah Malik Tajudin, M.Hum menegaskan kegiatan ini merupakan wujud khidmat Muslimat NU bagi umat dan lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengubah stigma negatif bahwa sampah hanya sekadar kotoran yang harus dibuang. Padahal, bila dikelola dengan benar, sampah memiliki potensi ekonomi luar biasa,” tegasnya.
Pada sesi inti, seminar menghadirkan dua narasumber kompeten. Pertama, Andiwijaya dari Bank Sampah Amanah Palembang yang memaparkan materi tentang manajemen pengelolaan sampah dan sistem Bank Sampah.
“Kunci sukses pengelolaan sampah ada pada pemilahan dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Melalui Bank Sampah, warga bisa menabung sampah anorganik yang kemudian dikonversi menjadi rupiah.
Ini adalah model bisnis sosial yang efektif, mengubah limbah menjadi dana segar untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, Hj Mike Hasyumi memukau peserta dengan praktik pemanfaatan limbah kantong plastik yang diolah menjadi aneka kerajinan bernilai jual.
