MATOA, Ketika Waktu Bertemu Alam – Jejak Jam Tangan Kayu Ikonik dari Bandung
MATOA, jam tangan kayu asal Bandung yang memadukan waktu dan alam dalam harmoni desain berkelas — warisan ikon lokal yang tak lekang oleh zaman. Foto:MATOA--
SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah hiruk-pikuk industri mode yang kian modern, MATOA hadir membawa sentuhan alami yang menyejukkan.
Merek jam tangan asal Bandung ini bukan sekadar penanda waktu, melainkan karya seni yang menggabungkan keindahan kayu Nusantara dengan presisi teknologi.
Sejak kemunculannya, MATOA berhasil membuktikan bahwa pesona dan ketahanan sebuah jam tangan tak harus datang dari logam dingin, tetapi bisa lahir dari hangatnya unsur alam.
Sayangnya, pada awal tahun 2025, MATOA resmi menghentikan produksi jam tangan kayunya dan beralih ke lini bisnis lain.
Meski demikian, warisan serta koleksi jam tangan mereka tetap menjadi simbol prestise dan kebanggaan, baik bagi para kolektor maupun pencinta produk lokal.
BACA JUGA:Kisah Windi, Pejuang KIP-Kuliah dari Ambon yang Membakar Harapan di Tengah Malam
Kekuatan di Balik Setiap Detik: Material, Mekanisme, dan Filosofi
Keunikan MATOA terletak pada cara mereka memadukan tradisi, teknologi, dan alam dalam satu produk.
1. Material Kayu Pilihan
MATOA menggunakan jenis kayu berkualitas tinggi seperti Kayu Ebony yang berwarna gelap elegan dan Kayu Maple yang terang alami.
Selain indah, kedua jenis kayu ini dikenal ringan, kuat, serta tahan lama — menjadikan jam tangan MATOA nyaman sekaligus eksklusif.
2. Proses Handmade dengan Detail Presisi
Setiap unit jam MATOA diproduksi secara handmade dengan perhatian khusus pada setiap lekuk dan finishing-nya.
Tak ada dua jam tangan yang benar-benar identik—setiap potongan kayu membawa cerita dan pola serat alaminya sendiri.
BACA JUGA:Longsor, Jalan Lintas Pagaralam-Pendopo Lintang Terputus
BACA JUGA:Gelar Kejuaraan Basket Pelajar Piala Gubernur Sumsel, Pendaftaran hingga 24 Oktober
