Beberapa Mitos Palembang Lama yang Masih Bertahan, Jejak Mistis dan Warisan Kepercayaan Leluhur
Kisah mistis khas Palembang — seekor buaya putih muncul dari Sungai Musi di bawah sinar bulan purnama, sementara keris pusaka bercahaya emas berdiri di tepi air, menggambarkan perpaduan legenda spiritual dan budaya leluhur wong Palembang. Foto:Ilustrasi--
Warga Palembang juga mengenal aturan tak tertulis saat berada di atas air. Bersikap sombong, berteriak, atau berbicara kasar di atas perahu diyakini dapat mengundang petaka.
BACA JUGA:Sumsel United Bidik Tiga Poin Lawan Persekat di GSJ
BACA JUGA:Garuda Tantang Irak, Laga Hidup-Mati di Jeddah
Anak-anak bahkan diajarkan untuk menjaga ucapan di sungai sebagai bentuk penghormatan terhadap makhluk halus penunggu air.
Beberapa titik di Sungai Musi dipercaya memiliki “penunggu” yang dihormati dengan ritual sederhana seperti menabur beras kuning sebelum melintas.
B. Mitos Minyak Tanah: Simbol Bala dan Keselamatan
Selain berfungsi praktis, minyak tanah di masa lalu dipercaya memiliki makna spiritual dan pantangan tersendiri.
1. Pamali Menyebut “Minyak Tanah” di Malam Hari
Pada masa lampau, masyarakat Palembang pantang menyebut kata “minyak tanah” setelah matahari terbenam. Sebagai gantinya, mereka menyebutnya “air”.
Kepercayaan ini berakar pada keyakinan bahwa menyebut langsung nama benda tersebut bisa “membuka pintu gaib” dan mengundang makhluk halus ke rumah.
Cerita turun-temurun menyebutkan, pelanggar pantangan sering mengalami gangguan seperti suara aneh di dapur atau lampu yang tiba-tiba padam.
BACA JUGA:Job Fair HUT OKI Ramai, Ratusan Lowongan Dibuka
2. Pertanda Rezeki dan Kesialan
Tumpahnya minyak tanah dianggap sebagai tanda kedatangan tamu tak diundang atau pertengkaran rumah tangga, sedangkan minyak yang habis tepat saat senja menandakan datangnya rezeki.
Bahkan hingga kini, sebagian warga masih percaya bahwa minyak tanah sebaiknya disimpan di tempat terang agar tidak menyerap energi negatif.
C. Pantangan Perjalanan: Doa dan Ritual Sebelum Melangkah
Sebelum bepergian, masyarakat Palembang lama memegang teguh pantangan yang dianggap bisa menjaga keselamatan di jalan.
BACA JUGA:Jaga Higienitas dan Kebersihan Makanan MBG, Dapur SPPG di Palembang Diawasi CCTV
