Dokter ASN RSUD Prabumulih Terancam Dipecat, Menghilang Tanpa Jejak Sejak Desember 2024
Seorang dokter berstatus ASN di RSUD Prabumulih tak masuk kerja sejak 4 Desember 2024. Meski sudah dilayangkan 3 surat peringatan, tak ada kejelasan keberadaan. RSUD kini memproses pemecatan lewat BKN. Foto:Dian/Sumateraekspres.id--
PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID – Satu lagi catatan buruk dalam disiplin kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) mencuat di lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih.
Seorang dokter berstatus PNS di RSUD Prabumulih, berinisial dr Y, tengah menghadapi ancaman pemecatan tidak dengan hormat usai menghilang dari tugas sejak awal Desember 2024 tanpa keterangan jelas.
Informasi tersebut dikonfirmasi langsung oleh Direktur RSUD Prabumulih, drg Sriwidiastuti, dalam keterangannya kepada media setelah mengikuti Rapat Paripurna DPRD Kota Prabumulih, Senin (7/7/2025).
BACA JUGA:Mau Ajukan KUR BRI Tanpa Agunan? Simak 4 Strategi Ampuh Agar Lolos Survei!
BACA JUGA:Korban Tour Haji Datangi Polda Sumsel Mengaku ditipu dan Dideportasi
“Sejak tanggal 4 Desember 2024, dr Y sudah tidak pernah lagi masuk kerja. Pihak rumah sakit sudah melayangkan Surat Peringatan (SP) bertahap, dari SP 1 hingga SP 3, namun tak mendapat respons,” ujarnya tegas.
Langkah Tegas dan Prosedural
drg Sriwidiastuti menegaskan bahwa pihaknya telah menempuh seluruh prosedur kepegawaian sesuai ketentuan ASN.
Karena dokter Y tak dapat dihubungi secara langsung, seluruh surat resmi disampaikan melalui pihak keluarga. Tidak hanya itu, rumah sakit juga telah menjalin komunikasi resmi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Kami sudah mendapatkan respon tertulis dari BKN terkait permohonan proses pemberhentian. Saat ini proses sedang memasuki tahap pelengkapan dokumen,” jelasnya.
Dokter Y sendiri sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan di RSUD Prabumulih.
BACA JUGA:Pembatalan Kelulusan Calon PPPK Sudah Sesuai Aturan
Hilangnya yang mendadak dan berkepanjangan memunculkan berbagai spekulasi di masyarakat, mulai dari dugaan konflik pribadi hingga tekanan psikologis.
Namun semua dugaan tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya karena pihak keluarga maupun kolega mengaku tak mengetahui keberadaannya.
