Pengembangan usaha ini turut memberdayakan pemuda dan ibu-ibu lokal, dengan skema harian mulai dari 2 orang saat pengolahan, 3–5 orang untuk sortasi, hingga 4–6 orang saat panen.
“Petani Kite juga aktif mengikuti berbagai ajang promosi seperti Festival Kopi Lahat dan SMEXPO Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel di Palembang,” pungkasnya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menambahkan, Petani Kite adalah contoh konkret upaya perusahaan dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pembinaan UMKM.
“Petani Kite bukan sekadar usaha kopi, tetapi gerakan sosial yang mengangkat martabat petani,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Empat Lawang Raih Penghargaan Kopi Berkualitas
BACA JUGA:Buyer Kopi dari Dubai Tinjau Kualitas Kopi Lahat, Diterima Langsung Bupati
Kisah Petani Kite menjadi bukti komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan) dan Tujuan 8 (Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan Layak).
“Pendampingan yang tepat terbukti mampu mendorong petani menjadi mandiri, berdaya, dan semakin dihargai,” katanya. (yun)