Mitrovic menerima notifikasi terkait upaya pemulihan akun Gmail, yang tampaknya berasal dari Google.
Ia mengabaikannya, begitu pula dengan panggilan telepon yang muncul seminggu kemudian dan mengklaim berasal dari perusahaan yang sama.
BACA JUGA:5 Cara Mengoptimalkan Lamaran Kerja via Email untuk Agar Dilirik Recruiter
BACA JUGA:Lupa Email Facebook? Ini Cara Ceknya dari HP ataupun Laptop
Tetapi, saat kejadian tersebut terulang, Mitrovic akhirnya menjawab panggilan tersebut.
Suara dengan aksen Amerika yang mengaku dari tim dukungan Google mengkonfirmasi adanya aktivitas mencurigakan di akun Gmail-nya.
Nomor telepon yang digunakan tampak valid sebagai milik Google, berdasarkan pencarian cepat.
Bahkan, penelepon menawarkan untuk mengirimkan email konfirmasi.
Sebagai seorang konsultan keamanan, Mitrovic dengan cepat mengendus sesuatu yang tidak beres.
Email tersebut, meskipun tampak meyakinkan, memiliki kolom "To" yang ditujukan ke alamat yang sebenarnya bukan milik Google.
Hal tersebut menunjukkan bahwa percobaan phishing tersebut dirancang dengan sangat cermat dan detil untuk menipu pengguna yang kurang berpengalaman.
"Hampir dapat dipastikan bahwa penyerang akan terus melakukan penyerangan hingga ke titik di mana apa yang disebut proses pemulihan akan dimulai," beber Mitrovic.
BACA JUGA:5 Hal Penting yang Perlu Diwaspadai dalam Undangan Wawancara Kerja via Email
BACA JUGA:Mengenal Email 10 Menit dan Manfaatnya Buat Kamu
Sementara itu, Google terus berupaya melindungi para pengguna layanan mereka dari kejahatan siber.
Mereka mengaku sudah memblokir 99,9 persen email phising dan muatan malware, namun ternyata hal tersebut tidak cukup untuk melindungi 2,5 miliar pengguna Gmail.