SUMATERAEKSPRES.ID - Pada akhir Desember 2024, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 155,7 miliar dolar AS, menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2024 yang sebesar 150,2 miliar dolar AS.

Peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya penerimaan pajak dan jasa, penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah, serta aliran devisa dari sektor migas. Kenaikan cadangan devisa ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah yang diterapkan oleh Bank Indonesia.

Dengan cadangan devisa yang mencapai 155,7 miliar dolar AS, Indonesia memiliki posisi yang cukup kuat untuk membiayai 6,7 bulan impor, atau setara dengan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini akan memberikan dukungan yang signifikan terhadap ketahanan sektor eksternal dan stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan.

BACA JUGA:Harga Uang Logam Rp50 Bergambar Komodo, Koin Koleksi Bernilai Tinggi untuk Pecinta Numismatik

BACA JUGA:Pengedar Ganja Ditangkap di Lahat, Polisi Amankan Daun dan Bibit Ganja dari Pelaku

Melihat ke depan, Bank Indonesia percaya bahwa cadangan devisa Indonesia tetap memadai untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak pasti.

Prospek ekspor yang positif, ditambah dengan neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap surplus, memberikan harapan besar terhadap ketahanan eksternal negara.

Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia dan imbal hasil investasi yang menarik juga turut memperkuat stabilitas ini.

Bank Indonesia juga terus berupaya memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam menjaga ketahanan eksternal, yang pada gilirannya diharapkan dapat mendukung stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.