"Kami beruntung pengolahan pupuk organik tersebut jadi unit sendiri dibawah naungan KUD Bina Sejahtera,"bebernya.
BACA JUGA:Polda Sumsel Gagalkan Penyelundupan 17 Ton Pupuk Bersubsidi, Empat Tersangka Ditangkap
Pihaknya juga memanfaatkan limbah sawit untuk memproduksi pupuk sendiri.
Bahannya tandan kosong, solid, limbah cair serta memanfaatkan kotoran ternak. Dicampur dengan QRR, dolomit dengan proses fermentasi selama 7 hari.
Hasil pemupukan melalui pupuk organik ini mampu mengurangi biaya produksi hingga 50 persen. Alhasil, pundi-pundi cuan petani pun kian tebal. Hamparan kelapa sawit ratusan hektare di wilayah ini telah membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat.
Dirinya bercerita perkebunan kelapa sawit telah memberi kesempatan kerja ratusan orang, juga bagi remaja putus sekolah. Ada tukang panen, tukang tanam, supir truk bahkan dibangunkan rumah untuk penjaga kebun." Listrik, airnya ditanggung oleh KUD dan digaji Rp3 juta/bulan,"jelasnya.
Selain dari kebun, masyarakat sekitar juga memperoleh penghasilan dari unit pengolahan pupuk milik KUD.Masyarakat yang punya hewan ternak diminta kumpulkan kotoran ternaknya kita beli 10 ribu/karung. Bahkan air leri juga bernilai ekonomis jadi bahan pembuatan pupuk cair.
BACA JUGA:Agar Berikan Hasil Maksimal, Ini Pupuk yang Dibutuhkan Tanaman Kacang Panjang
Ia berharap mendapat pendampingan dari pemerintah dalam pengurusan izin produksi pupuk organik mereka agar hasilnya bisa dimanfaatkan oleh petani sawit lain daerah.