PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Sektor UMKM masih menjadi penopang utama perekonomian RI dengan kontribusi mencapai 61,9 persen PDB (product domestic bruto) dan menyerap tenaga kerja nasional sebesar 97 persen.
Namun sayang, berbagai kendala yang telah dihadapi UMKM membuat laju pertumbuhan tak maksimal.
BACA JUGA:Pinjol Mendanai Judol, Deposit Judi Online Sumsel Tahun 2023 Mencapai Rp472 Miliar
BACA JUGA:Pembiayaan Mobil Syariah: Solusi Bebas Riba untuk Kepemilikan Kendaraan, Ini Keuntungannya!
Tren pertumbuhan ekonomi saat ini rata-rata sekitar 5 persen per tahun, contoh pada triwulan III 2024 ekonomi Sumsel tumbuh 5,04 persen (yoy) dengan besaran PDRB atas dasar harga berlaku Rp171,65 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp97,41 triliun. Sementara secara nasional, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,95 persen (yoy).
Jika tren ini tak berubah, sulit bagi Indonesia mewujudkan visi Indonesia Emas atau Negara Maju 2045. Karena setidaknya meraih target itu, minimal pertumbuhan ekonomi 6 persen supaya proyeksi GNI (gross national income) per kapita masuk high income tahun 2042 senilai US$ 18.790.
Tetapi dengan kisaran 5 persen, proyeksi GNI per kapita hanya tercapai US$ 15.000 di 2042, artinya Indonesia terjebak di fase MIT (middle income trap).
Survei DSInnovate kepada 1.500 UMKM menemukan beberapa kendala UMKM untuk berkembang, meliputi 70,2 persen pemasaran produk, 51,2 persen akses permodalan, 46,3 persen persediaan bahan baku, dan 30,9 persen adopsi digital.
Sementara laporan Bank Indonesia, 69,5 persen pelaku UMKM masih membiayai usahanya dengan modal sendiri, keluarga, atau mertua dan hanya 16 persen yang punya akses ke lembaga perbankan.
Pricewaterhouse Coopers mencatat 74 persen UMKM belum punya aksesibilitas pembiayaan.
Salah satu pemicunya karena sebagian besar pelaku UMKM belum bankable dan kesulitan memenuhi persyaratan kredit seperti agunan (jaminan).
Perbankan atau lembaga keuangan menilai UMKM memiliki risiko tinggi dalam pengembalian modal, sehingga wajar rasio kredit perbankan UMKM masih minim 19,36 persen per Desember 2023. Padahal target Pemerintah tahun 2024 dapat tercapai 30 persen.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi mengatakan butuh dukungan lintas sektoral dalam mengembangkan dan memajukan sektor UMKM, mengingat perannya begitu penting bagi perekonomian Tanah Air, khususnya di Provinsi Sumsel.
Karenanya berbagai kendala UMKM perlu diatasi bersama, baik itu menyangkut permodalan, pemasaran, sumber daya manusia (SDM), dan lainnya.
“Saat ini UMKM Sumsel ada lebih dari 512 ribu usaha di bidang non pertanian dan 1,2 juta UMKM di sektor pertanian. Kita berharap UMKM lokal dapat terus bertumbuh dan naik kelas,” ujarnya.